Friday, May 10, 2013

Thin Slicing, konsep dari buku kuno apik “Blink”, Malcolm Gladwell.

Konsep dari Malcolm gladwell ini menunjukkan bahwa kita mampu menganalisa sesuatu dengan sangat akurat berdasarkan potongan – potongan informasi kecil yang masuk ke otak kita. Misalnya pada seorang CEO yang berpengalaman selama 20 tahun, dengan berbicara selama 15 menit pada manager yang bertugas, dia bisa menilai apakah perusahaan itu berjalan dengan baik atau tidak. Atau pada saat anda memasuki sebuah toko, dalam 10 detik pertama anda sudah bisa menilai bahwa toko ini tidak laku dan terus merugi. Tapi bagi orang yang tidak mengerti, biarpun sudah menganalisa berhari – hari, tetap saja tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi.

Yang terjadi adalah sebuah proses yang disebut thin slicing. Istilah lain bilang "Narrow Window". Seorang yang telah memiliki pengalaman cukup disuatu bidang, pada saat menerima input informasi yang berkaitan dengan bidangnya, walau sedikit, akan segera memilah informasi tersebut menjadi potongan – potongan tipis. Kemudian ia membandingkan potongan – potongan informasi ini untuk dibandingkan dengan database pengalamannya selama bertahun – tahun untuk menghasilkan analisa yang akurat mengenasi keadaan yang dihadapinya. Proses ini berlangsung dengan sangat cepat di dalam otak sehingga orang yang melihat tidak akan mengerti darimana ia memperoleh semua kesimpulan analisa tersebut.

Misalnya seorang pedagang barang antik. Saat melihat sebuah guci, dia akan segera mengenali barang itu merupakan barang asli atau bukan, berasal dari dinasti apa, dan berapa juta harga yang pantas untuk barang tersebut. Tapi bagi orang awam, dijelaskan berkali – kali sekalipun ia tetap tidak mengerti mengapa sebuah guci tua yang kusam dan hampir retak bisa dijual senilai 100 – 200 juta.

Bagi seseorang yang expert di bidangnya, akan mudah baginya untuk melakukan perhitungan – perhitungan berkaitan dengan bidang yang digelutinya tanpa perlu menggunakan computer atau kalkulator lagi. Hal ini bisa dilakuakn karena dia sudah memiliki banyak data tersimpan dalam otaknya dan saat menerima informasi, dia bisa membandingkan potongan – potongan informasi tersebut dengan database dalam otaknya untuk mengasilkan analisa dan perhitungan yang tepat. Tentu bukan analisa yang mendetail, tapi akan cukup untuk mendukung pngambilan keputusan.

Contoh-contoh lain dalam kehidupan kita: Seperti seorang mahasiswa dengan melihat 5 menit saja akan tahu dosen ini akan mengajar dengan enak atau tidak dalam satu semester. Seorang pedagang berpengalaman dua puluh tahun akan bisa menebak kira2 berapa boleh diberikan hutang pada pelanggan baru ini. Seorang manager HRD yang handal akan mampu melihat kebohongan2 halus yang dikatakan calon pegawai baru. Kesalahan bisa terjadi kalau kita justru terlalu konfiden sedangkan yang kita ambil adalah keputusan yang bukan merupakan keahlian kita yang benar2.

Yang perlu diperhatikan adalah bahwa sebetulnya kita memiliki kemampuan untuk menilai dan menganalisa dengan proses thin slicing ini, dan kemampuan ini cukup reliable untuk situasi – situasi mendesak. Tentu saja anda tetap harus melakukan analisa dan kalkulasi yang lebih detail dalam pengambilan keputusan penting. Tapi tidak ada salahnya memperhatikan serpihan intuisi yang muncul dari thin slicing ini meskipun mungkin data yang anda hadapi akan menunjukkan angka yang luar biasa bagus. Data dapat dimanipulasi dan dimainkan, tapi intusi yang terbentuk oleh pengalaman anda sendiri selama bertahun – tahun mungkin akan dapat menyelamatkan anda.

No comments:

Post a Comment