Thursday, May 29, 2014

Perubahan

Ada 2 tempat yang suka saya datangi kalau ke San Francisco. Yang satu adalah Barnes and Noble, jaringan toko buku paling perkasa, tempat yang sangat nikmat untuk ber jam jam mencari buku, dan Frys, toko superstore electronic yang jual notebook dan perangkat computer, TV dan electronics, gadgets, software, sampai buku komputer.

Kemarin saya ke Frys, yang besarnya kira2 lima kalinya Hypermart yangbesar di Indonesia, super luas, dan “apa saja ada”. Menyedihkan sekali. Banyak rak2 kosong, banyak barang2 yang tidak seharusnya dijual disana. Biasanya disini ramai, ada semangat besar orang2 me-lihat2 elektornik yang berderet deret, sekarang sepi sekali. Rasanya sedih, melihat mundurnya “superstore” yang semakin digerogoti cara baru orang belanja: Internet. 

Masih banyak harddisks, notebooks, projectors, TV besar, dan semua perangkat elektronik, tetapi terasa betapa sepinya sekarang, dan rasanya akan terus mundur dan mundur. Sementara beberapa toko elektronik besar juga sudah mengecil, atau tutup.

Borders adalah saingan Barnes and Noble, jaringan penjual buku yang super raksasa, pada 2011 telah menutup gerai2nya. Kini Barnes and Noble pun terasa menyepi. Tidak sesemarak dulu. Padahal toko buku disini buka jam 9 pagi hingga 11 malam, setiap hari. Tempat nikmat berbelanja buku dengan tenang.

Barnes and Noble di Emeryville – San Francisco, kini sepotong dari tokonya di tutup, dipakai untuk toko lain, mengecil sedikit. Isinya pun terasa berkurang, banyak rak “sale-bargain” nya. Dan kasir yang biasanya ada 8 orang hanya satu yang buka. Sementara Starbucks yang selalu ada didalam toko buku ini, juga tidak seramai biasanya.

Dunia internet telah mulai memakan kurban2 bisnis tradisional. Amazon buka distribution center didekat San Francisco, kita semakin terbiasa belanja di Internet. Dunia berubah, jaman berubah. Saya termasuk pecinta Amazon, tapi sering juga saya ingin belanja di “toko” buku dan menikmati membuka2 buku dan memilih-milih didepan ribuan buku2 menarik. 

Ya, inilah dunia, seperti pasar basah di Indonesia telah digantikan Indomart, Alfamart dan gerai2 modern outlets lainnya, terjadi juga pergeseran bisnis di manapun didunia ini. Bagi yang tidak berinovasi, tidak berubah mengikuti jaman, akan pelan2 ditinggal jaman, mundur, mengecil, atau mati.

Selamat datang Perubahan, Salam Inovasi.

Monday, May 12, 2014

a Journey

Dalam setiap perjalanan sukses seseorang, selalu ada “sepenggal” jalan berlubang lubang berbatuan dan melelahkan. Kadang2 penggalan jalan ini terlalu panjang dan melelahkan.

Bagaimana kita menghadapi kesulitan yang berkepanjangan menjadi tolok ukur penjangkauan sukses kita. Kejenuhan, kebosanan, dan kelelahan kadang membuat kita ingin mengaku kalah saja dan menyerah.

“Resilience” atau “ketabahan” kita dalam menghadapi semua ini menjadi hal penting dalam mencapai tujuan perjalanan kita. Diane L. Coutu menjabarkan di Harvard Business Review tentang 3 kunci resilence. Tentang orang2 yang berhasil melewati rintangan2 panjang kesulitannya.

Pertama adalah kesadaran kita untuk “menerima kenyataan” yang terjadi, sebagai sebuah kenyataan. Optimisme adalah baik, tetapi tetap kita harus sadar dan tidak dibutakan oleh selimut optimisme yang palsu. Kita harus mau menerima keadaan yang ada.

Kedua kita butuh “menemukan arti” dalam perjalanan kepahitan ini. Menemukan sebuah makna akan membuat kita tegar pada nilai2 yang kita yakini, pada core value kita sebagai perusahaan atau manusia yang punya keyakinan. Hal ini penting dalam mengarungi perjalanan sepenggal kepahitan panjang ini.

Ketiga adalah “kreativitas”, kemampuan kita melakukan apa yang dapat kita lakukan dengan apa saja yang masih ada pada kita. Karena pada titik tekanan terberat, sebenarnya otak kita mampu menemukan “solusi sementara” dan bertahan dulu disana. Keterdesakan biasanya memberikan solusi solusi baru yang memang diluar kebiasaan kita.

Setiap individu sukses pernah, akan, atau sedang mengalami bagian yang pahit dari perjalanan suksesnya. Yang bisa kita lakukan hanyalah melakukan yang terbaik dengan ketabahan yang cukup untuk menyelesaikan penggalan perjalanan ini. Suatu saat, kita akan juga jalan pada jalan kesuksesan kita. Selamat berjuang.