Friday, December 27, 2013

Semua orang punya jumlah waktu yang sama


Ada teman sukses yang super sibuk, suatu saat sakit dan masuk rumah sakit dua minggu. Saya tanya: "Lha kok ada waktu untuk istirahat dua minggu sekarang?" Dia tertawa. 

Kita semua sering tidak punya waktu untuk hal2 penting yang tidak mendesak, seperti belajar lagi, atau pergi berlibur sejenak, atau menemui nenek kita yang sakit, atau pulang kampung menemui orang tua.

Waktu adalah hal yang ajaib, kalau kita tidak mampu menguasainya, kita akan dikuasai oleh nya. Semua orang punya jumlah waktu yang sama. Apa yang kita putuskan untuk kita pilih dan lakukan, adalah keputusan kita sendiri.

Wednesday, November 6, 2013

The 80 20 Manager: Ten Ways To Become a Great Leader~Richard Koch

Setiap pebisnis pasti sudah pernah dengar tentang Pareto Principle, atau the 80 20 Principle. Bahkan merasa sudah melakukan sebagian dari idea ini. Tetapi Richard Koch mengatakan sangat sedikit orang yang dia lihat benar2 dapat hidup dengan pola 80 20. Buku ini memberikan wacana yang baik, dan membuat kita berpikir lebih panjang tentang kehidupan kita. Apakah kita sudah 80 20, bagaimana membuat perubahan supaya benar2 bisa 'super efektip' dalam kita berbisnis, bagaimana supaya bukan sekedar naik 20 persen saja bisnis kita, tapi menjadi 10 kali lebih hebat.

Pada saat puncak sukses pekerjaannya, seberapa sibuk sebenarnya Warren Buffet, Bill Gates, atau Steve Jobs? Apakah dia mengerjakan semua hal dalam kehidupan bisnisnya? Bruce Henderson, pendiri Boston Consulting Group, boss Richard Koch, katanya tidak pernah bekerja lebih dari 4 jam sehari. Begitu juga Bill Bain, dari Bain and Co, consulting firm yang didirikan oleh ex dari BCG dimana Koch bekerja. Kaya dan sukses selalu berhubungan langsung dengan seberapa efektip kita dalam bekerja.

Coba anda ingat, berapa banyak keputusan anda yang benar2 memberikan sukses pada kehidupan anda? Mungkin hanya beberapa saja, bahkan mungkin cuma satu. Lalu kalau kita tetap mengerjakan hal2 yang sama, dengan tiga kali lebih keras, apakah kita akan tiga kali lebih sukses? Lalu butuh kerja keras berapa puluh kali kalau mau sepuluh kali lebih sukses dari sekarang?

Analisa data dan riset menunjukkan bahwa dalam kehidupan kita, segalanya tidak lah seimbang antara sebab dan akibat, ada banyak hal yang tidak membawa dampak apa2 dalam sukses kita, ada beberapa hal kecil yang justru merubah nasib dan membawa sukses luar biasa pada kita. Begitu juga data dari ketidakseimbangan kesuksesan dan distribusi bisnis.

Ketidak seimbangan di hampir segala lini, bukan hanya 80 20 tapi bisa menjadi 1 80, misalkan: hanya 1.3 percent dari filem2 top menghasilkan 80 % uang box office tiket. Hanya 0.25 % dari perusahaan yang menghasilkan sales 50% dari penjualan semua barang didunia ini, dan hanya 0.05% dari akun (20.000 akun) twitter di dunia ini yang mencakup 50 percent dari pengikut di twitter.

Richard Koch adalah jawaranya konsep 80 20, ini adalah buku ke empat dari buku 80 20 beliau. Setelah The 80 20 principle, The 80 20 Individual, dan Living 80 20 way, maka The 80 20 Manager lebih memberikan kejelasan bagaimana mengaplikasikan konsep ini pada kehidupan kepemimpinan kita sebagai manager atau atasan disebuah perusahaan. Ada 10 arahan langkah untuk menjadi 80 20 manager yang sukses. Langkah2 ini ada yang jelas dan mudah, ada yang sulit dan perlu pemahaman dalam untuk dapat melaksanakannya.

Way One: The Investigating Manager. Manager yang selalu menginvestigasi dalam bisnisnya, apa saja yang 20 percent menghasilkan sukes 80 persen itu? Selalu mencari dan menganalisa: apa produk, klien, idea yang menhasilkan profit besar, lalu lebih kuat mengeksploitas kelebihan ini dalam melakukan keputusan bisnisnya. Apa "core" dari esensi bisnis kita, sumber daya apa yang paling kunci, dan bagaimana lebih memanfaatkan itu untuk mencapai sukses yang 16 kali lebih besar.
Dalam kehidupan ada "The Vital Few", hal2 kritikal yang vital, dan "The Trivial Many", hal2 kebanyakan yang tidak penting. Mencari dengan jernih apa yang penting tidak mudah, dan butuh kejernihan dalam mengamati. Kita sering terperangkap dalam jebakan kebiasaan yang tidak efektip. Keluar dari zona nyaman, amati dengan jernih dan pilih hanya yang benar2 vital saja dalam bisnis ini.

Way Two: The Superconnecting Manager. Manager dengan network yang hebat, mampu mempertajam suksesnya dengan menggunakan networknya. Kegunaan "weak link", atau network yang bukan orang dekat kita, dalam kesuksesan kita, adalah sangat tinggi. Sehingga kita harus mampu mengidentifikasikan, melebarkan, dan memanfaatkan ini dalah proses sukses kita.

Way Three: The Mentoring Manager. Manager yang mempunyai Mentor hebat, akan dengan cepat mampu menjadi jauh lebih sukses. Siapa yang menginspirasi dan mengajari anda dalam bisnis anda? Siapa yang dapat membawa anda naik secepatnya dalam tangga kemampuan dan layak menjadi mentor anda? Kemampuan kita belajar dan mengajar adalah salah satu aktifitas yang memeberikan dampak besar dalam sukses kita.
Cari, hubungi, minta tolong, dan belajar sebanyaknya. Ingat untuk memberikan sesuatu kembali padanya untuk membuat hubungan sosial menjadi dua arah dan saling menguntungkan. Menjadi mentor dan mendidik bawahan kita untuk lebih efektip juga merupakan sebuah kunci sukses seorang 80 20 manager.

Way Four: The Leverage Manager. Manager yang mampu menggunakan "pengungkit" untuk lebih memudahkan sukses. Ada 7 yang bisa dipakai sebagai pengungkit sukses kita: Perhatian dan alam bawah sadar, Keyakinan , Ide2, Keputusan, Kepercayaan, Orang lain, dan Uang. Ketujuh hal ini mampu membuat kita menghasilkan sukses lebih besar bila kita mampu memanfaakkannya dengan baik. Gunakan satu atau lebih dari 7 ini untuk mempercepat sukses kita.

Way Five: The Liberating Manager. Manager yang membebaskan dirinya, adalah sebuah pemahaman tentang kultur demokrasi dan kebebasan dalam mengatur orang kita. Pengamatan dan kontrol adalah perlu dan harus dilakukan, tetapi kesuksesan adalah ketika kultur dan budaya perusahaan kita memberikan kebebasan yang membuat setiap orang menjadi lebih produktip. Membuat bawahan kita mampu mengeluarkan seluruh kemauan dan kemampuannya untuk kesuksesan perusahaan.

Ketika Korea pecah menjadi utara dan selatan, dan berkembang hingga kini, hasilnya sangat lah berbeda. Padahal asal mulainya kedua nya sama persis, hanya perbedaan keyakinan, budaya, dan kultur saja yang membuat keduanya menjadi sangat berbeda dalam sukses nya.

Way Six: The Manager Seeking Meaning. Manager yang menemukan arti dalam hidup ini akan menjadi manager yang berbahagia dan mau bekerja sekuat tenaga walau tidak mendapatkan gajih sekalipun. Menemukan arti hidup adalah sebuah keselarasan, dimana kerja dan cinta menjadi satu. Bagaimana kita menemukan "core" atau inti kita, bagaimana menjadi sebuah individu yang unik dan benar2 "aku"?

Way Seven: The Time-Rich Manager. Manager yang kaya waktu, adalah sebuah keajaiban. Karena kebanyakan orang selalu terlalu sibuk untuk bekerja. Ketika saya mengadakan workshop '5 Day MBA' hambatan terbanyak manager adalah 'kekurangan waktu'. Sebenarnya esensi 80 20 bukan mempercepat pekerjaan kita supaya punya waktu lebih, tetapi memilih aktifitas yang mempunyai manfaat besar dan mendelegasikan atau melupakan yang lainnya. Fokus hanya pada aktifitas inti yang paling kritikal saja.

Beberapa tip menarik diberikan Richard Koch, seperti: Kerjakan satu prioritas tinggi saja sehari, tapi kerjakan sebaik mungkin, lupakan lainnya. Fokus pada hal2 kunci saja dalam perusahaan, dan kurangi jam kerja kita. Jangan terlalu banyak meeting, lupakan email yang tidak kritikal, jangan mau menerima semua telpon, lupakan semua aktifitas yang tidak memberi dampak positip tinggi buat bisnis kita, dan jangan mau menerima semua informasi yang tidak berguna.

Way Eight: The Simplifying Manager. Manager yang menyederhanakan semua hal, bukan berarti tidak paham akan semuanya, tetapi justru membuat semua hal yang kompleks menjadi sederhana dan mudah dipahami. Penyederhanaan pada produk, proses, jasa, dan kehidupan kita akan membuat kita fokus dan tidak mudah terseret arus bisnis yang tidak jelas. Produk Apple menjadi sakti justru karena kesederhanaannya, yang sebenarnya menyembunyikan kompleksitas yang luar biasa.

Way Nine: The Lazy Manager. Manager yang Malas. Jendral Prusia Manstein memberikan catatan yang menarik, dia membagi tentara menjadi empat type. Yang bodoh dan malas, ini sebaiknya dibiarkan saja, karena tidak akan merusak atau mengganggu. Kalau rajin dan pandai, bagus karena bisa cepat naik pangkat dan bekerja dengan baik. Rajin dan bodoh berbahaya, karena bisa mengerjakan hal2 yang salah karena terlalu rajin. Yang terbaik adalah Pandai dan Malas, karena mereka yang akan bisa memerintah orang dengan efektip dan menjadi pejabat yang baik.
Kemalasan bila digabungkan dengan kecerdasan akan mampu membuat kita efektip dalam mengerjarkan pekerjaan kita. Bukan berarti tidak ada yang kita kerjakan karena menganggur, tetapi memilih hanya mengerjakan yang kunci dan inti saja, dan tidak mengerjakan hal2 yang tidak punya nilai tinggi.

Way Ten: The Strategic Manager. Manager yang mampu menyusun strategi dalam berkarya, adalah yang paling efektip. Karena setiap bisnis selalu berubah, adaptasi jadi penting, dan setiap menager harus mampu menyusun strategi bisnisnya yang memeberikan dampak 80 20 yang baik. Manager yang bukan hanya ingin sedikit menjadi lebih baik, tetapi selalu berpikir bagaimana meloncat dan sukses jauh lebih besar dari sekarang.

Besok pagi, duduk dan catatlah 10 hal yang harus anda kerjakan, lalu lihatlah mana yang terpenting dan memberikan dampak terbesar dalam bisnis anda, pilih satu atau dua saja, coret lainnya. Kerjakan dengan sebaik mungkin satu atau dua hal itu saja, pada sore hari setelah kedua hal itu selesai, sisakan sejam untuk mengerjakan 8 lainnya dengan singkat. Inilah esensi sederhana dari 80 20. Aplikasikan konsep yang sama pada proses bisnis, pencarian klien, pengembangan produk, dan kehidupan anda sepenuhnya.

Buku yang mudah dijelaskan, tetapi sulit benar diterapkan, dan butuh waktu bertahun tahun untuk menjadi ahli. Saya pribadi, dan saya yakin banyak dari teman2 juga, telah menjalankan prinsip 80 20 ini dalam kehidupan bisnis kita, dan memang memberikan dampak sukses yang baik. Tetapi kita mungkin baru menjalankan sedikit saja dari inti kunci 80 20, dan masih akan mampu menjalankan lebih lagi dalam kehidupan kita untuk mencapai sukses yang berpuluh kali lebih besar.

Wednesday, October 2, 2013

a journey

Dalam perjalanan kehidupan, selalu ada sepotong jalan dimana kita harus berjalan dengan membawa se-ember ketakutan, dan sebuah ransel yang penuh dengan kesepian.

Ketika memulai sebuah bisnis, sebuah proyek, sebuah jabatan baru: Kita adalah manusia penuh keyakinan, penuh optimisme. Dengan berjalannya waktu, sering kita ternyata tidak sesukses yang kita harapkan, dan mulai terasa sebuah angin dingin menerpa tengkuk kita.

Ah, apakah asumsiku benar, Ah, apakah bisa membayar semua gajih karyawan, Ah, apakah bisnis ini akan jalan ya nantinya, Ah, apakah aku salah keluar dari kerjaku yang dulu sudah mapan, ah kenapa aku terlalu berani mengambil keputusan, ah bagaimana membeli makanan untuk bayi ini besok?

Itulah bagian dari harga yang harus kita bayar, ketika kita memutuskan mengambil jalan yang tidak lumrah. Bagian dari paket keputusan kita. Se-ember ketakutan, dan sebuah ransel yang penuh dengan kesepian, akan harus kita bawa terus dalam perjalanan kita ini, mungkin sampai satu tikungan baru nanti, baru kita akan menjadi enak.

A Bucket of Fear, and a Backpack Full of Loneliness. Saya yakin, semua orang sukses, dari Steve Jobs sampai Anita Roddick sampai Beatles sampai Gandhi sampai Einstein, selalu punya masa ragu2 yang penuh ketakutan dan kesepian dalam perjalanan suksesnya. Perjalanan kehidupan bukanlah sebuah jalan tol yang lurus mulus tanpa hambatan.

Ketika anda merasa, ada begitu banyak kepahitan yang harus anda lewati, ada begitu banyak keragu raguan untuk terus, ada begitu banyak kemalasan untuk memulai lagi, ada begitu banyak kesepian yang menggigit jiwa kita, maka inilah saatnya untuk kembali menyadarkan diri menerima semua itu dan tetap menguatkan diri untuk meneruskan perjalanan kita.

Karena kita tahu ada saatnya perjalanan akan mulus tenang damai lagi pada suatu saat dimasa mendatang nanti. Saat ini, kita hanya bisa melakukan yang terbaik yang kita bisa. Salam semangat.

What Really Matters?

Apa yang sebenarnya penting dalam hidup kita? Apakah kita bisa naik pesawat ulak alik ke Bulan, ataupun Mars pada suatu hari nanti, adalah hal yang penting? Ataukah punya tas Hermes Kelly yang ratusan juga itu membuat anda lebih cantik? Punya TV 60 inch, mobil mewah, semua gatget terbaru, apakah ini penting? Ataukah punya akun facebook dengan enam juta followers itu hebat? 

Orang2 kaya, terkenal, ataupun "sempurna" menurut mata banyak orang, tetap mengalami depresi berkepanjangan, marah, sedih, tidak bahagia, dan bahkan bunuh diri. Ketenaran, kekayaan, jabatan, kepandaian, terbukti tidak memberikan banyak kebahagiaan.

Ketika masyarakat mulai menekan kita dengan memberikan tolok ukur "jabatan", "harta", "gelar", "kecanggihan", "Samsung S4 - iPhone 5s" sebagai metrik untuk mengukur sukses dan kebahagiaan anda, maka kita ikut terjerembab dan terperangkap dalam pusaran tanpa akhir ini.

Pelahan lahan kita kehilangan tolok ukur kita sendiri untuk mengukur sukses dan kebahagiaan kita. Kita kehilangan kerendahan hati untuk bersyukur atas segala yang telah kita dapatkan dan miliki.

Temukan apa yang penting untuk anda sendiri: Kenali diri sendiri, keluarga, kultur, budaya, diri anda sendiri, jiwa anda sendiri. Hapuskan semua imaginasi yang di ciptakan oleh iklan TV, oleh teman2 kita, atasan kita dan masyarakat yang selalu mengukur "nilai" kita terhadap "model sukses" yang mereka anggap penting.

Temukan apa yang membuat anda bahagia, apa kerja yang ingin anda lakukan walau tidak dibayar sekalipun. Ataupun, dilain sisi, apa yang selalu anda hindari dalam pekerjaan dan kehidupan anda. Apa yang sebenarnya anda inginkan? Semua kerja dan tujuan dan arah hidup punya "trade off"-nya sendiri2.

Setidaknya; Minggu, hari yang baik untuk berpikir, Sebenarnya hidup ini untuk apa, dan apa yang penting untuk saya kerjakan? Sehingga besok, Senin, kita bisa memulai kerja yang lebih punya arti buat kita sendiri

Monday, September 23, 2013

Managing Oneself ~Peter Drucker

Napleon, Da Vinci, Mozard, Steve jobs, Obama, atau siapapun yang hebat, dapat mencapai kesuksesannya karena mampu mengatur dirinya. Managing Oneself adalah tulisan almarhum Peter Drucker di Harvard Business Review March 1999 dan terpilih masuk dalam “10 must-read articles of HBR”, terbitan khusus On-Point Winter 2009. Saya ringkas sebagai berikut:

** What Are My Strength? ** Apa sebenarnya kelebihan saya dibanding orang lain? Peter Drucker berpendapat kita sering sekali salah dalam menganalisa diri kita sendiri. Satu2nya cara yang benar adalah saat kita mengambil keputusan melakukan sesuatu yang besar, kita catat apa harapan hasil dari tindakan itu, dan membandingkannya dengan kejadian yang sebenarnya. Dengan demikian secara berturut turut dalam 2 atau 3 tahun, kita akan benar2 tahu dimana kelebihan kita; kekuatan kita yang sebenarnya. Peter Drucker sendiri mengatakan dia saja sering salah dalam menganalisa dirinya sendiri, dan hanya “feedback analysis” saja yang mampu menjadi bukti yang tepat.

Konsentrasikan diri anda pada kekuatan anda, lebih pertajam kelebihan anda, dan berhati hatilah dalam mengambil keputusan atau tindakan pada keputusan2 dimana anda kurang mampu. Skill set apa yang terbaik yang ada pada diri anda? Kemampuan teknis, persuasi, mengatur anak buah, mempengaruhi orang, negosiasi, networking; cocokkan kemampuan anda dengan hasil yang dicapai ketika anda melakukan hal tersebut.

**How Do I work?** Bagaimana cara saya bekerja yang paling efektip? Anda lebih mudah belajar dari membaca, mendengar, atau mencontoh orang lain melakukan sesuatu? Tiap orang berbeda dalam keadaan lingkungan yang berbeda, kita harus memaksimalkan lingkungan kita menunjang pencapaian terbaik yang cocok dengan cara kerja kita. Ada yang mudah bekerja sendiri, ada yang lebih nyaman bekerja kelompok. Ada yang mejanya kacau dan suka bekerja larut malam, ada yang harus pada jam kerja dan duduk rapi dikantor. Stress membuat sebagian orang berhenti bekerja, sementara orang lain malah lebih tertantang. Setiap orang berbeda.

**What Are My Values?** Nilai2 apa yang saya anut? Etika hanyalah sebagian dari Values. Values adalah hal2 yang saya anggap penting dalam kehidupan kita. Semua orang semua perusahaan menginginkan profit, tapi ada seribu jalan menuju profit, dan bagaimana kita melakukan pekerjaan selalu didasari oleh nilai2 yang kita anggap penting. Peter Drucker pada saat muda berhasil menjadi pialang saham sukses di London, tapi dia tidak menemukan kebahagiaan dalam pekerjaannya, dia tidak ingin menjadi orang terkaya di kuburannya. Maka dengan segala keberanian dia pindah kerja dan memulai dari awal lagi.

Samakah Nilai2 yang anda anut dengan kelompok kerja anda, samakah dengan Nilai2 yang dianut perusahaan anda? Kwalitas, service, pembelajaran tanpa habisnya, bisnis yang sukses, fokus pada klien, design, tepat waktu, produk, teknologi maju, mewah, irit, atau apa yang menjadi nilai2 penting anda; harus ada “pilihan”, tidak bisa mau semuanya. Selaraskan 3-5 value terpenting anda dengan value perusahaan anda, dan itu jadi kunci pilihan tindakan.

**Where do I Belong?** Berdasarkan kekuatan dan kelebihan kita, dan memahami cara kerja terbaik kita, serta dengan menjunjung nilai2 yang kita anut, maka sebenarnya dimanakah seharusnya saya berada? Ketepatan keempat hal diatas akan membuat kita berubah dari pekerja yang biasa menjadi perkerja yang luar biasa. Kebanyakan orang tidak jelas akan hal ini, dan terus mencari yang tercocok untuknya. Selalu pertanyakan kembali hal2 diatas, dan lihat serta sesuaikan dengan tempat kerja yang anda idamkan.

**What can I Contribute?** Apa yang dapat saya sumbangkan? Dijaman dulu, kita diharuskan mengerjakan pekerjaan kasar yang jelas hanya memperdayakan otot kita untuk menyelesaikannya. Tetapi sekarang dengan lebarnya tugas dan luasnya lingkup pekerjaan seorang profesional, maka kita mempunyai “kebebasan” untuk memilih titik fokus2 apa yang akan kita lakukan. Berikan hasil terbesar yang dapat kita berikan kepada perusahaan, masyarakat, atau pun diri kita sendiri.

Rahasia efektivitas kerja adalah pemahaman atas diri kita dan pemahaman atas orang lain yang bekerja bersama kita. Dengan memfokuskan pada kekuatan masing2 maka sukses akan lebih mudah diraih. Tentu, semua itu bukan hanya untuk dijabarkan saja, tapi benar2 dilakukan dalam tindakan2 nyata yang berkelanjutan. Salam Sukses Selalu untuk semua.

Tuesday, September 10, 2013

Bekerja dengan cinta

Bekerja dengan cinta adalah menganggap pekerjaan sebagai “panggilan”. Pekerjaan sebagai sebuah kenikmatan. Bekerja sebagai bagian dari passion, gairah kehidupan, dan sebagai sebuah kesempatan untuk berkarya, merealisasikan jati diri. Tanpa dibayarpun mau mengerjakannya dengan sebaik baiknya, apalagi dibayar banyak. Harapannya adalah dapat mengerjakan sebaik baiknya untuk kebaikan orang banyak.

Kata Khalil Gibran, bekerja dengan cinta itu seperti menyulam kain dari benang2 yang keluar dari jantungmu, untuk membuat pakaian kekasihmu. (It is to weave the cloth with threads drawn from your heart, even as if your beloved were to wear that cloth.) Adakah kenikmatan dan cinta pada pekerjaan kita?

Dengan menginjak bumi dan menggapai langit kita tetap pada prinsip, bisnis adalah sebuah alat mencapai keuntungan (menginjak bumi), kitapun harus memiliki idealisme untuk menikmati pekerjaan kita dan menjalankan sesuai dengan nurani dan jiwa kita (menggapai langit). Selamat bekerja.

Masa lalu, masa kini, dan masa depan. Apa orientasi pemikiran waktu anda tentang kerja?

M3: Masa lalu, masa kini, dan masa depan. Apa orientasi pemikiran waktu anda tentang kerja?

Dalam salah satu acara yang sudah cukup lama lalu, Pak Dahlan pernah mengatakan bahwa beliau tidak pernah menyimpan penghargaan ataupun tulisan ataupun berita tentang dirinya sendiri. Yang lalu ya sudah, yang terpenting adalah yang akan datang.

Pak Dahlan adalah orang yang disebut "Dream Driven", orang yang kebanyakan waktunya dipakai untuk berpikir tentang masa depan. Visionary, pemimpi2 besar, pemimpin besar, adalah type ini. Dalam kehidupan mereka kabanyakan waktu mereka dipakai untuk memikirkan masa depan. Masa lalu dianggap tidak penting karena sudah lewat, masa kini dipakai sebaik mungkin untuk merealisasikan mimpi masa depan.

Artis, orang2 fashion, dan hedonis sangat berpikir tentang saat ini. Kebanyakan waktunya dipakai untuk "live for today", hidup hanya untuk hari ini dan sekarang. "Reality Driven" mementingkan realitas sekarang. Besok adalah besok, kemarin adalah kemarin. Yang penting hari ini hidup bisa enak, bisa dirasakan dulu. Yang penting sekarang cantik, sekarang senang, masa depan biarkan.

Type ketiga adalah orang2 yang selalu memikirkan masa lalu, orang2 nostalgic, orang2 "Memory Driven", yang selalu membayangkan kejayaan masa lalu. Masa2 dulu ketika sukses, masa2 muda yang hebat dan telah lewat, dan tidak hidup pada kenyataan ataupun pada masa depan.

Setiap manusia tentu merupakan campuran ketiganya, berapa persen waktu anda yang anda pakai untuk memikirkan masa lalu, masa kini, dan masa depan, itulah yang menentukan apakah anda "Dream Driven, Reality Driven, ataupun Memory Driven." Umumnya orang mempunyai tendensi ke salah satu dari ketiga hal ini, baik dari jabatan, industri, pekerjaan, ataupun kebiasaan dan kultur. Dan setiap individu bisa beda.

Secara garis besar, orang Amerika lebih Dream Driven, orang Asia lebih Reality Driven dan orang Eropa lebih Memory Driven, walaupun ini bukan berarti kita men-generalisasi semuanya, dan banyak pengecualian pada tiap2 individu masing2. Usia juga mempengaruhi, yang lebih muda seharusnya lebih "Dream Driven" yang sudah tua boleh "Memory Driven"

Tegantung apa tujuan hidup anda, dan apa yang anda yakini, ketiganya tentu baik, kombinasi sangat penting, dan seberapa keras anda bekerja, seberapa besar kesempatan yang ada, dan seberapa mampu anda bersaing dalam bisnis lebih penting dalam menciptakan sukses anda. Tetap saja pemahaman akan waktu ini membuat kita kembali berpikir untuk memberikan keseimbangan yang baik untuk diri kita sendiri.

Tuesday, September 3, 2013

Semangat Kehidupan

Kehidupan yang keras dan persaingan yang kejam, kadang membuat kita menjadi lemah, hambar, dan lelah. Kita selalu membutuhkan hal-hal yang menyehatkan dan menguatkan semangat jiwa kita. Temukan sendiri cara apa yang cocok untuk anda: bermimpi, berdoa, meditasi, mendengarkan musik, membaca buku, menari atau berolah raga. Salam damai

Berbagi Kebahagiaan

Ada seorang anak yang tertawa riang ketika berhasil menjual pita dan diberi uang 1 dolar. Betapa murahnya kebahagiaan bagi sebagian orang. Hal - hal yang kita anggap kecil adalah hal besar bagi mereka. Bermurah hati, berbagi pujian, berbagi senyuman, adalah sumbangsih sederhana kita untuk orang - orang sekeliling kita. Membawa kebahagiaan kepada mereka, juga memberikan kebahagiaan bagi diri kita sendiri.

Bisnis dan Pekerjaan perlu melewati tahapan dan proses perbaikan yang berkelanjutan

Dalam bisnis atau bekerja tidak ada satu halpun yang langsung menjadi sukses sempurna, semuanya melewati tahapan dan proses perbaikan yang berkelanjutan. Kita memulai dari sesuatu yang baik atau buruk, dan tetap menjalankan dan memperbaiki hal itu secara berkelanjutan, sehingga hasil akhirnya menjadi luar biasa. Butuh ketekunan dan kemauan untuk bertahan dan melakukannya terus dengan tekun dan semakin lebih baik.

Tuesday, July 23, 2013

Memilih untuk mengambil tindakan

Terlalu sering kita mengalir hanya karena arus yang membawa kita. "Autopilot", jalan otomatis tanpa banyak berpikir apa yang seharusnya kita lakukan. Kita mengerjakan rutinitas kita, kita menelpon klien, kita menyelesaikan tugas kita, kita pulang, kita nonton TV, kita kelelahan dan kita tidur, "ad-infinitum". Kejenuhan dan kebosanan pelahan merayap pada jantung kita, membekukan darah kita, menggigit jiwa kita, dan menjadikan kita robot yang masih doyan nasi goreng. Sementara dunia berputar, kereta waktu terus berjalan...... Kita lupa bahwa kita punya pilihan, untuk mengambil keputusan, untuk mengubah jalannya nasib, untuk memulai lembar baru. Untuk kembali lagi, setelah kita membenamkan segala luka dan semua kebosanan ini, setelah mengubur kepahitan kita. Kita lupa untuk segera memulai lagi kehidupan ini, kehidupan "saya", dengan penuh semangat baru.

*Ditulis ketika sebagian dari diri kita mulai memandang kehidupan dengan hati yang mulai pudar dan rabun.

Tuesday, July 16, 2013

memulai semuanya dari kecil

Kerja, seperti juga belejar berenang, atau angkat besi, awalnya sulit, dan harus dimulai dengan hal yang mudah, hal yang kecil, pelan2 menambah beban sehingga akhirnya bisa lebih mampu. Hampir semua bisnis besar dimulai dari bisnis kecil. Hampir semua orang hebat dimulai dari menjadi orang bodoh. Kuncinya mau belajar lagi, dan lagi, dan memulai semuanya dari kecil. Selamat tumbuh dan berkembang.

Memulai

Diseberang jalan sana akan ada kompetitor baru yang menjual barang yang sama dengan anda dengan harga lebih murah; Idea cemerlang anda telah ditiru orang lain; Orang2 tidak lagi mau membeli produk anda; Teknologi baru telah membuat pekerjaan anda tidak berguna lagi; dan seterusnya.

Itulah kehidupan dan bisnis. Apa yang membuat kita sukses dahulu tidak lagi membuat kita sukses sekarang. Teknologi berubah, pelanggan berubah, trend berubah, jaman berubah. Buat yang pernah sukses, tertawan oleh kenyamanan dan tidak lagi mempunyai daya juang seperti dulu ketika masih baru memulai bisnis.

“Starting”, atau “Memulai”, bukanlah sekedar melakukan sesuatu, tetapi melakukan sesuatu yang baru, yang belum pernah kita lakukan, yang beresiko gagal. Dan kita melakukannya dengan penuh semangat, dengan optimisme dan rasa tanggung jawab.

Memperbaiki sedikit dari apa yang sudah selalu kita lakukan tidak akan memberi lompatan solusi pada bisnis kita. Perbaikan perlu, tapi “breakthrough” atau terobosan adalah mutlak, bila kita ingin tetap pada garda depan persaingan bisnis yang semakin berat ini.

Kegagalan adalah sebuah lencana, tanda penghargaan karena kita telah mencoba dan membuktikan sesuatu yang tidak bisa. Kita harus hemat pada “sumber daya” kita, tetapi kita tetap harus berani mencoba, dan berani gagal. Dan mencoba lagi.

Starbucks dimulai dari toko jual biji kopi saja tanpa jual minuman kopi jadi; Viagra diawali sebagai obat jantung; Nokia menjual kertas; begitu banyak sukses diawali dengan sesutu yang sangat berbeda dengan hasil akhirnya. Tapi semuanya mempunyai kesamaan. Semuanya diawali dengan seseorang memulai sesuatu yang baru.

Ketika kita memulai sesuatu, tidak pasti itu akan sukses, dan sangat mungkin hasilnya beda dengan cita2 awal kita, yang pasti kita telah memberanikan diri menuju kemungkinan sukses.

Kapan kita memulai sesuatu yang baru? Saat terbaik adalah “Dulu”. “Segera” tetap tidaklah sebaik “Sekarang”. Mari mulai sekarang, kita berjanji untuk berani selalu “memulai” sesuatu yang baru dalam kehidupan kita. Salam memulai

Monday, July 1, 2013

1st of July 2013: This is another start, again.

Waktu sebenarnya hanya mengalir saja, seperti air, tanpa batas dan tanpa nama. Tetapi kita memberinya nama: 2012 - 2013, January - Febuary, Senin - Selasa, Pagi - Malam, Shio sapi - shio kera, Gemini - Cancer - Leo, Legi - pahing - Kliwon, dan seterusnya. Pebisnis menambahnya dengan Tahun Fiskal, Quarter 1 - Quarter 2, dan seterusnya.

Kita teringat saat ulang tahun, saat tahun baru, saat bisnis menjadi sulit, saat persoalan mulai mencekik. Kita mulai teringat kembali akan pentingnya waktu saat quarter 2 habis.

Kehidupan adalah perjalanan penuh kerikil tajam, yang sering mencekik kita dari belakang. Setiap orang memiliki kepahitannya sendiri sendiri, dan sering didekapnya dalam karung penuh luka, yang tidak ingin diketahui orang lain. Tapi setiap kehidupan sama, penuh luka.

Ketika kita melihat suksesnya orang, sering kita terpesona dan berbinar binar, iri dan memimpikan ingin seperti itu. Tapi sering kita tidak tahu, seperti apa dukanya telah menggigit jiwanya.

Kita memiliki mimpi mimpi, yang kadang pelan pelan memudar, tanpa kita sadari. Kadang kita terseret oleh kesibukan, terlena oleh kenyamanan, terjebak oleh persoalan. Kadang diperlukan sebuah ketukan untuk mengingatkan kita, bahwa masih ada seratus persoalan yang harus kita selesaikan, sebelum tahun berakhir.

Hari ini adalah 1 July, titik tengah tahun. Yang membuat kita berpikir kembali, tahun ini sudah jalan sampai mana, sudah menyelesaikan berapa hal, dan apa yang masih tersisa. Mau apa kita dengan sisa setengah tahun ini. Bagaimana kita meneruskan pekerjaan kita untuk mencapai mimpi kita. Apapun, mari kita berjuang lagi.

Mindset Pekerjaan

Pelaku bisnis, dalam melakukan pekerjaannya, biasanya memiliki 3 mindset: 1. Sebagai tempat "mencari uang", dimana pekerjaan dinilai sebagai tempat untuk menghasilkan nafkah, untuk menghidupi diri sendiri dan keluarganya. 2. Sebagai tempat mendaki tangga karier, mengejar "jabatan dan kedudukan" dengan segala fitur dari jabatan itu. 3. Sebagai "panggilan", dimana bekerja sebagai sebuah bagian dari kehidupan yang memaknai diri sendiri dan orang lain. Sebagai sebuah bakti kehidupan dan bisa bermanfaat bagi orang banyak.

Ketiga mindset ini biasanya sedikit banyak akan bercampur dan ada dalam setiap pebisnis. Setiap kita menginginkan uang, status dan jabatan, dan pekerjaan yang kita cintai. Dosis masing2 harus disesuaikan dengan diri kita dan tujuan hidup kita masing2

Monday, June 24, 2013

Growth Mindset: Goals, Response, Effort, Strategies

Ketika kecil, guru Einstein mengatakan bahwa kemampuan akademisnya dibawah normal. Leo Tolstoy dianggap tidak mau dan tidak mampu belajar, bahkan kemudian drop out dari universitas. Beethoven dianggap gurunya tidak akan bisa menjadi composer. Walt Disney dianggap kekurangan imaginasi. Charles Jordan dituduh tidak punya talenta. Churchill tidak naik kelas, dan mempunyai ranking terendah. Lalu bagaimana mereka bisa menjadi hebat?

Carol Dweck menghasilkan riset menarik tentang Growth Mindset, orang2 yang menjadi berkembang hebat dalam kehidupannya karena memiliki pola pikir yang berkembang. Group lain, Fixed Mindset adalah orang2 yang berhenti berkembang karena menganggap semuanya sudah terbentuk dari lahir dan tidak bisa diubah lagi. Ada 4 hal yang dapat dipakai ukuran.

Goals, Tujuan hidup: Orang Fixed Mindset menganggap "Performance" adalah segalanya. Pengukuran akan potensi, dan anggapan bahwa kegagalan terjadi karena kurang pandai. Orang Growth Mindset menganggap "Pembelajaran" yang terpenting. Kemampuan adalah perjalanan. Kegagalan bukan segalanya, hanya berarti bahwa sekarang kita belum mampu mencapainya.

Response, Bagaimana kita bereaksi: Pada Fixed Mindset kegagalan menciptakan rasa rendah diri, pesimisme, dan hal ini dianggap permanen. Pada Growth Mindset kegagalan dapat diatasi dengan cara kerja baru yang beda. Setiap bekerja lebih keras akan lebih mampu sukses, dan kegagalan hanya karena "saat ini" kita belum cukup mampu dan akan bisa lain kali, dengan belajar lagi.

Effort, Upaya: Fixed Mindset menganggap effort tidak penting, yang perlu adalah IQ, sebaliknya Orang Growth Mindset menganggap upaya adalah segalanya dalam kesuksesan. Ketika ditanya bahwa Intelegensia itu terdiri dari berapa bagian Upaya, dan berapa bagian Talenta? Orang Fixed Mind Set bilang 65% Talenta dan 35% Upaya, yang terbalik dengan orang Growth Mindset, bilang 65% Upaya, dan 35% Talenta.

Strategies, Pola kerja: Orang Fixed Mindset kalau menghadapi kesulitan mulai melepaskan diri, tidak meu terlibat lagi, menghindar dari pekerjaan itu dan bahkan menyerah. Sebaliknya orang2 Growth Mindset malah lebih tertantang dan semakin kerja keras mencari solusinya. Semakin dalam terlibat dan semakin masuk bekerja lebih keras.

Anda kenal sahabat yang dulu dikampus jagoan sekolah, sekarang jadi orang gagal, dan sebaliknya yang dulu IQ biasa2 saja, sekarang berkembang dengan hebat. Karena pemikiran Growth Mindset selalu berkembang seperti tunas yang tumbuh dan menjadi pohon besar.

Setiap orang bisa saja dalam hal tertentu memiliki Fixed Mindset, dalam hal lain memiliki Growth Mindset. Growth Mindset selalu dapat dibentuk dan diarahkan pada setiap orang yang mau berubah. Kuncinya pada bagaimana kita menangani keempat hal diatas dalam kehidupan kita. Bagaimana sudut pandang dan cara kerja kita sehari hari dalam keempat hal itu.

Ketika kita memuji anak buah atau anak kita, upayakan selalu memuji tentang Effort dan bukan tentang IQ. Selalu memuji upaya yang bisa diperbaiki dan bukan hal2 yang tidak dapat dirubah seperti: kecantikan, kepandaian, bakat, ataupun IQ. Fokus harus selalu pada upaya dan bukan pada IQ. Fokus pada proses dan bukan hanya pada hasil saja.

Monday, June 17, 2013

Antara Anugerah dan Pilihan.

Jeff Bezos, pendiri dan Boss dari amazon.com, ketika masih kecil diajak kerumah neneknya. Dia melihat neneknya merokok tidak berhenti. Dihitungnya berapa banyak rokok yang dihisap neneknya, dan setelah berhitung didalam kepalanya dia berkata: " Nek, kalau nenek merokok seperti ini, maka sampai nenek meninggal nanti, akan kehilangan 9 tahun dari umur nenek." 

Jeff berharap neneknya memuji kemampuan berhitungnya.
Sang nenek menangis sedih dan berkata pelahan: " Jeff, suatu saat kamu akan mengerti, bahwa menjadi orang baik hati, lebih penting daripada menjadi orang yang pandai." "It's harder to be kind than to be clever."

35 tahun kemudian, Jeff menceritakan hal itu di Princeton University pada 2010, dan menjelaskan: " Saya ingin menjelaskan beda antara anugerah dan pilihan. Orang menjadi pandai adalah anugerah, hal itu mudah, karena anda tinggal menerimanya saja. Pilihan, sebaliknya, adalah hal yang sulit. Anda harus berupaya keras untuk melakukannya."

Menjadi orang yang rendah hati, mau menolong teman, bekerja lebih keras, berusaha terus menerus walau banyak halangan, adalah pilihan, dan tidak mudah untuk dikerjakan. Sebaliknya, IQ tinggi, super pandai, wajah tampan dan cantik, suara yang merdu, orang tua yang kaya, semuanya adalah anugerah. Hal2 yang mudah yang tidak perlu anda banggakan, karena sebenarnya anda tinggal menerima saja.

Dalam bisnis atau kerja anda, apa yang menjadi anugerah anda? Apa yang pilihan? Dan apakah anda sudah cukup rendah hati, baik hati, selalu belajar lagi, dan mau bekerja lebih keras. Pilihan tidak pernah mudah, anugerah mudah. Salam sukses untuk anda.

Wednesday, June 5, 2013

The Black Swan Theory

Beratus tahun kita percaya angsa itu putih, sampai suatu saat ketika terlihat ada satu ekor saja angsa berwarana hitam, maka keyakinan kita berubah, kita menjadi percaya ada angsa berwarna hitam. Titik ketika kita melihat angsa hitam, merubah persepsi kita akan keyakinan bahwa angsa itu hanya berwarna putih.

Efek ini terjadi dimana mana, kita tidak percaya akan ada krisis moneter, tiba2 terjadi sesuatu dan sekarang kita berubah pandangannya. 911 di New York merubah keyakinan kita akan "aman"nya sebuah gedung dan kota. Gangnam style ditonton semilyar orang dan menghasilkan 8 juta USD untuk Psy hanya dari iklan youtube saja, ini merubah persepsi kita akan kekuatan sebuah youtube.

Dalam kehidupan kita kebanyakan kita melewati kejadian2 yang berkemungkinan besar memang akan terjadi. Kadang2 saja ada kejadian yang kemungkinannya kecil untuk terjadi, bahkan terpikir tidak mungkin, tetapi terjadi juga. Nah itulah "Blackswan".

Seekor kalkun dipelihara sejak kecil oleh sebuah keluarga, dalam pikirannya: kalkun ini sangat percaya akan kasih sayang dan perhatian keluarga ini yang setiap hari mencintainya dan memberi makan. Sehari sebelum thanksgiving, kalkun ini diambil oleh tangan2 yang dipercayainya, dan dipenggal untuk santapan tradisi malam perayaan keluarga tersebut. Pengalaman panjang tidak menjamin keamanan kalkun.

Blackswan terjadi karena kita tidak mampu memprediksi masa depan kita, dimana informasi yang ada tidak berguna, dan kejadian itu tidak pernah terjadi sebelumnya. Membuat kita buta terhadap kemungkinan kecil yang bisa terjadi itu.

Penemuan benua Amerika, dimana sebenarnya Colombus mencari jalan ke India, adalah sebuah Blackswan. Colombus tidak punya informasi apa yang terjadi kalau dia terus berlayar kesatu arah saja, belum pernah ada yang tau soal benua baru itu, jadi yang terjadipun kejadian yang tidak terpikirkan.

Penemuan internet, facebook, twitter adalah Blackswan. Pecahnya Soviet, maraknya demokrasi di Indonesia, dan banyaknya peristiwa politik Indonesia yang juga masuk dalam katagori Blackswan.

Blackswan bisa negatip (911, kalkun, finansial krisis), bisa juga positip (penemuan benua Amerika, Psy dengan Gangnam). Dan tidak pernah dapat diprediksi sebelumnya. Sering Blackswan terjadi karena "randomness", dan bukan karena sistem atau pengalaman atau perencanaan.

Yang terpenting adalah, sikap kita menghadapi kehidupan, harus selalu siap2 menyediakan diri lebih sering berkemungkinan menemukan Positive Blackswan, dan siap2 menhadapi kemungkinan terjadinya Negative Blackswan.

Arti kebahagiaan

Arti kebahagiaan: Mana yang lebih membahagiakan: 1: Tidur di hotel bintang lima, nonton show, makan enak; atau 2: bekerja keras mati2an menolong korban bencana alam, tidur di tenda, makanan tidak bersih banyak lalat, tapi berhasil menyelamatkan orang dari reruntuhan gempa bumi.

"Kebahagiaan" sering dimaknai berbeda beda oleh setiap orang, tetapi kita paham ketika kita merasakannya. Ada kenyamanan, ada kenikmatan, ada perasaan damai, atau sebuah angin segar yang kebetulan datang tersenyum pada jiwa kita. Kebahagiaan dan kesuksesan tidak selalu datangnya berbarengan. Sukses punya cerita dan makna yang sering jauh lebih sulit di definisikan.

Ujung setiap pencarian kehidupan sebenarnya adalah kebahagiaan, dan pengejaran kesuksesanpun sebenarnya kearah kebahagiaan. Nah menurut Martin Seligman ada 3 bentuk kebahagiaan, yang mempunyai makna dan arti sedikit berbeda:

The Pleasant Life, Kehidupan yang nyaman, adalah kebahagiaan yang didapat karena kenikmatan kelima indera kita. Makan enak, baju bagus, ranjang yang enak, dengar symphony, pijat spa, nonton bioskop, hotel bintang lima, semua ini memberikan kenikmatan “indera” kita. Rumah bagus, mobil mewah, villa di bukit, dan seringnya keluar negeri untuk jalan2, adalah bagian dari kebahagiaan model ini.

The Good Life, Kehidupan yang baik, adalah kebahagiaan yang didapat karena hal2 yang kita kerjakan menyenangkan. Kerja yang kita sukai, membuat kita lupa waktu dan senang sekali dalam menyelesaikannya. Tugas selesai sesuai jadwal, dihormati para bawahan, dan dipuji atasan, dan semua selesai dengan sangat baik dan menyenangkan. Walau hidup tidak mewah dan jabatan bukan tinggi, tapi hidup membahagiakan.

The Meaningful Life, Kehidupan yang berarti, adalah kenikmatan karena kita mampu mengerjakan sesuatu yang lebih besar dari diri kita sendiri. Kita bisa menolong orang yang kena bencana, kita memandang puas pada murid kita yang jadi sukses, kita bangga dengan anak kita yang mampu menjadi “orang”, kita bangga dengan kesebelasan sepak bola kesukaan kita. Kita melihat orang yang kita cintai berbahagia, membuat kita menemukan arti dari perjalanan kehidupan ini.

Hal yang termudah untuk mendapatakan kebahagiaan ketika kita sedang "sedih" atau "sengsara" adalah dengan memakai The Pleasant Life: makan enak, beli baju mahal, berjalan jalan keluar negeri, beli mobil mewah, dan seterusnya. Tetapi ini tidak tahan lama, dan membuat kita “ketagihan” dengan tingkat kepuasan yang merendah setiap saat melakukannya lagi. Karena indera kita semakin bebal merasakan kenikmatannya.

Seorang sopir taksi bekerja keras delapan tahun tanpa mengenal lelah, sampai suatu saat mampu mengajak istri dan kedua orang tuanya naik haji, dan terbayarlah semua kelelahan itu dan kebahagiaannya mengalir terus sampai bertahun tahun kemudian.

Keseimbangan dalam memilih apa yang harus kita lakukan untuk menjadi bahagia, adalah kuncinya. Kita menikmatkan diri kita, tapi juga mencoba menikmati apa yang kita lakukan, dan mencari makna hidup dalam kehidupan kita. Tujuan akhir kehidupan adalah kebahagiaan, dari manapun datangnya bahagia itu. Apa yang telah anda lakukan untuk mendapatkan kebahagiaan anda? Salam bahagia.

Friday, May 10, 2013

Bagaimana menikmati keindahan dalam kesederhanaan?


Ada keindahan dalam hal2 yang sederhana.
Tadi ada seekor cicak yang sedang kasmaran dan mengejar betinanya, ada daun kuning jatuh dari pohon besar, ada pula segelas teh panas yang terasa nikmat sekali.

Kita hanya puas pada kesuksesan, keberhasilan yang hingar bingar, keuntungan yang berlimpah. Tapi pernahkah kita menikmati keindahan hal2 yang sederhana.

Enaknya bakso tempat SMA kita dulu; murah, gurih, nikmat, dan penuh keceriaan. Makanan ter-enak selalu adalah makanan dekat sekolah kita dulu. Lucunya anak2 kecil di kebon binatang, walaupun bau tahi gajah tidak enak sekali. Gembiranya pembantu yang mau pulang lebaran ketika kita beri baju bekas kita.

Dalam kesibukan kota, dalam kebiasaan iPhone, BB, iPad, DVD, masih adakah hal2 kecil seperti ini membuat anda bahagia? Apakah "inner joy" anda masih bisa bersorak sorai, ataukah sudah tidak ada lagi "keceriaan nurani" ini dalam kehidupan anda? 

Kehidupan bukanlah hanya berisi sederetan rekor kesuksesan dan tonggak tonggak sejarah, tetapi juga berisi rentetan kesederhanaan yang indah dan penuh arti.

Beberapa tahun lalu saya ke Selecta, sebuah tempat wisata di kota Batu, Malang, Jawa Timur... Ada kegembiraan rakyat, ada kesederhanaan yang menawan.

Kenikmatan itu murah, kalau kita tau bagaimana cara menikmati hidup ini. Kita tidak perlu tersandera oleh dogma kehidupan yang mendewakan harta dan materi. Tapi merasakan rasa indah dalam kesederhanaan yang ada.

Mungkin telah terjadi tujuh puluh dua hal kecil yang indah yang kita lalui hari ini, tetapi mata kita tertutup pada satu proyek yang tidak juga goal itu... Mata kita masih saja tertutup pada kejengkelan... Kita masih saja tidak bisa melepas kesedihan atas hal yang tidak penting itu...

Mengapa tidak mencoba mebuka mata kita dengan bening? Kita bagaikan orang yang berada didalam bus yang melewati jalan2 yang luar biasa indah pemandangannya, tetapi kita tutup gorden penutup jendela bus, sehingga apapun tidak  terlihat dari dalam.

Rasakan apapun yang anda lalui, karena hidup ini cuma perjalanan saja. Dan bagaimana kita memilih cara kita memandang hidup ini, adalah hak kita sendiri. Cobalah menikmati kesederhanaan keindahan dan menjalaninya dengan penuh rasa.

Sobat Kental, Rahasia persahabatan yang mendalam.

Saya yakin anda punya banyak sahabat, tetapi berapa yang benar2 menjadi sobat kental anda, orang yang benar2 adalah “sahabat sejati” anda. Saya yakin tidak banyak. Mungkin hanya 3 atau 4 orang saja. Nah, apa yang membuat mereka adalah sobat kental anda? Ada 4 rahasia sederhana dalam persahabatan:

1. Berbagi rahasia. Ternyata sobat kental berbagi rahasia, dan mempercayai sepenuhnya sahabatnya. Kepercayaan sepenuhnya ini penting, karena setiap orang memiliki rahasia yang ingin dia simpan, tapi rela berbagi hanya dengan beberapa orang saja. Kepercayaan bukan sebuah hak, tetapi sesuatu yang kita dapatkan karena waktu telah membuktikan bahwa kita memang layak dipercaya.

2. Perlakukan sahabat anda seperti orang dewasa yang telah matang. Memberi nasihat tentu ok, tetapi ada batasnya. Setiap orang mempunyai keyakinan dan kemerdekaannya sendiri. Latar belakang, keluarga, agama, pendidikan, semuanya mebuat kita masing2 berbeda pendapat. Hargailah apapun pendapat, pilihan, keputusan sahabat anda. Kita hargai dia sebagai manusia seutuhnya. Kita berikan nasihat dan pendapat secukupnya, tetapi pada akhirnya adalah hak nya sebagai manusia mandiri untuk mengambil keputusan apapun dalam hidupnya.

3. Terimalah bahwa persahabatan anda tidak akan selamanya sempurna. Sedikit kesalahpahaman, dan ketidak enakan, serta selisih pendapat, selalu ada dan akan terjadi. Terimalah itu sebagai kenyataan hidup. Maafkan, dan meminta maaflah atas kesalahan yang terjadi. Lidah dan gigi kita saja masih saling menggigit walau telah bersama sepanjang hidup kita, apalagi teman yang latar belakang dan keyakinan dan cara hidupnya berbeda. Kesadaran ini akan menguatkan kita dan membuat kita menjadi sahabat yang lebih baik.

4. Datangi, dan dekati sobat kental anda; secara tulus datangi dan temani, ketika dia dalam kesulitan besar. Setiap orang memiliki masa sulitnya, entah sakit yang parah, kehilangan keluarga, bisnis yang hancur, perkawinan yang porang poranda, mood yang lagi sangat buruk, atau hal2 lain yang berat. Usahakan untuk dapat datang menemaninya, walau hanya satu dua jam, untuk ber-empati terhadap kesulitan kesusahan yang dirasakan sobat kental anda. Penderitaan menjadi jauh berkurang kalau ada sobat kental yang menemani kita berbagi derita. Duka akan terbagi bila kita bersama sahabat, dan kebahagiaan akan belipat kalau kita bersama sahabat.

Sobat kental tidak selalu bertemu setiap saat. Kadang hanya bertemu setiap tahun sekali atau bahkan lebih jarang lagi. Sobat kental tidak pula ber sosial media setiap hari. Tetap dia tetap menjadi sobat kental kita, karena ada “klick” yang cocok dan pembicaraan yang seirama satu frequency yang sama antara anda dengannya. Keempat hal diatas akan lebih menguatkan lagi persahabatan anda dengan nya. Selamat bersobat kental.

5 hal yang membuat orang menjadi memikat, menawan

Sering kita mengenal orang yang tidak terlalu cantik atau terlalu tampan, tapi sangat “charming”; menawan, memikat, membuat orang lain menyukainya. Sebenarnya apa yang membuat orang merasa seseorang itu menawan, atau membosankan? Agak sulit menjelaskan mengapa, kata teman ketika saya tanya, “tapi dia selalu membuat saya tertarik, ada “magnet” nya. Apalagi kalau ngobrol lama dengannya.”

Ada 5 hal yang membuat orang menjadi memikat, menawan: “5 A” adalah kuncinya:

Acceptance, atau penerimaan, adalah sebuah sikap menerima orang lain tanpa sinis-tisme, tanpa sikap memandang rendah. Sikapnya positip dalam menerima orang lain apa adanya. Dengan sikap yang tulus berbagi senyum dan tawa. Tidak ada ketidaknyamanan dalam sikap dan nadanya, hanya ada senyuman.

Appreciation, penghargaan, adalah A kedua. Selalu tulus mengatakan “terimakasih.” Sering dari sinar matanya saja kita tau dia berterimakasih dan menghargai, dan membuat kita merasa terhormat. Mata yang berbinar, gerak tubuh menghargai orang, membuat orang lain merasa spesial, membuat orang lain merasa istimewa.

Approval, menyetujui, apa yang dikatakan dan diceritakan orang lain. Kesamaan visi dan pendapat adalah kekuatan yang besar dalam networking. Persetujuan bukan berarti tidak ada perbedaan, tapi memahami dan menyetujui cara dan konsep berpikir orang itu, tapi beda dalam beberapa pendapat dalam batas kewajaran. Memuji adalah kunci dalam menyetujui pendapat orang. Memuji adalah kunci dalam membuat diri kita menawan.

Admiration, atau mengagumi. Tidak ada orang yang tidak suka dengan pengagumnya. Bintang filem, penyanyi kondang, orang terkenal, semuanya menerima dan menyukai fans-nya, karena manusia memiliki kehausan untuk dikagumi. Selalu tunjukkan kekaguman anda dengan tulus terhadap apa yang memang benar dan hebat dari orang tersebut.

Attention, atau perhatian, adalah kunci A kelima. (Boleh dicoba: Cobalah anda berbicara dengan orang, perhatikan baik2, dengarkan, dan lihat matanya, biarkan dia berbicara, lalu pelan2 rubahlah pandangan anda ketempat lain, maka sering orang ini akan berhenti bicara. Secara tidak sadar dia merasa malas meneruskan ceritanya karena anda tidak memperhatikan dia lagi.) Perhatian kita membuat orang lain semangat dalam bercerita, nyaman berdiskusi dengan anda. Anggukkan kepala, beri signal positip, ulangi kalimat terakhirnya, beri komentar ringan sedikit, maka orang ini akan lebih semangat bercerita dengan anda.

Kata “menawan” mungkin berarti; orang itu menjadi begitu menarik, sehingga sepertinya hati kita tertawan olehnya. Nah kelima hal ini lah yang secara menyeluruh akan membuat anda menjadi orang yang menawan. Sebuah langkah tepat menuju kesuksesan.

Jadi pada akhirnya, rahasia paling sederhana dari daya pikat adalah: “Membuat orang merasa dirinya diistimewakan.” Ketika kita menganggap orang itu adalah orang yang jauh lebih penting dari kita, maka kita membuat dia menjadi merasa “istimewa.” Dan dia akan menganggap anda “menawan”.

Setiap pilihan memiliki dua muka yang bertolak belakang.

Seorang yang sangat kreatip dan penuh akal cerdik, sering2 tidak terlalu menurut dan tidak patuh aturan. Bahkan kadang cenderung sedikit nakal, tidak jujur, dan pembangkang. Sebaliknya seorang yang loyal, penurut, taat aturan, kadang tidak punya idea dan hanya melakukan apa yang ditugaskan saja.

Pacar yang cantik seksi ramah rentan digoda orang, dan cowok yang baik penurut setia biasanya bodoh dan kaku sifatnya. Yang kaya sering menjadi nakal, yang miskin tapi baik tidak enak sekali hidupnya.

Hidup adalah sebuah koin bermuka dua, sebuah pedang bermata dua, yang selalu memiliki kedua sisi yang berlawanan dalam satu sifat dan keadaan yang sama. Kita sering terperangkap dalam pemahaman ini. Mau sisi satunya tidak mau lainnya, yang sering menjadi sebuah kekecewaan.

Pekerjaan yang mudah stabil dan tidak menguras energi, tidak beresiko, biasanya tidak memberikan hasil yang banyak. Pekerjaan yang hasilnya banyak, memberikan stress tidak habis2nya, dan memberikan tekanan yang tidak enak. Pilihan selalu ada, tetapi selalu membawa konsekwensi sendiri2.

Ketika ditawarkan “bisnis untung besar tanpa resiko”, “hasil besar tanpa kerja keras”, sebagian orang terlena dan tertipu. Jelas hal itu tidak ada, dan selalu ada udang dibalik sepatu. Ada jebakan batman nya. Kadang terlihat juga bohong nya dengan cukup kasat mata, tapi sebagian orang tidak peduli dan masih saja menjerumuskan dirinya kesana.

Sering orang bermimpi ingin terkenal dan kaya raya, karena dianggapnya isinya bahagia semua. Bukti data menyunjukkan orang yang stress, sakit jiwa, rumah tangga hancur, dan insomnia, bahkan bunuh diri, justru kebanyakan orang kaya dan orang terkenal. Setiap anugerah membawa kutukannya sendiri2. Tuhan adil dalam memberikan jatah kebahagiaan yang sama pada semua orang.

Setiap hasil punya beaya sendiri2, punya resikonya sendiri2. Dalam perjalanan kehidupan kita selalu memilah, memilih, dan mengejar harapan dan mimpi kita. Kita harus sadar bahwa selalu ada beaya, ada resiko, dan ada sisi gelap dalam setiap pengejaran harapan kita. Ada pagi ada malam, ada gelap ada terang, ada tawa ada tangis, ada senang ada susah, dan semua dalam paket kehidupan yang sama.

"The Man In The Arena"

Bukan kritikus yang penting,
atau bagaimana orang hebat tersandung dan jatuh,
atau di mana para pelaku sejarah
dapat melakukannya dengan lebih baik.

Yang terpenting adalah orang
yang sebenarnya di lapangan,
yang memiliki antusiasme yang besar,
pengabdian yang besar,
dan yang mengabdikan dirinya
dalam tujuan mulia.

Jika ia gagal,
setidaknya dia gagal dengan sangat berani,
sehingga ia mungkin tidak akan pernah
menjadi jiwa-jiwa dingin dan pemalu,
yang tidak pernah paham arti kemenangan atau kekalahan.

~Theodore Roosevelt

It is not the critic who counts,
or how the strongman stumbled and fell,
or where the doer of deeds
could have done better.

The credit belongs to the man
who is actually in the arena,
who knows the great enthusiasms,
the great devotion,
and who spends himself
in a worthy cause.

If he fails,
at least he fails while daring greatly,
so that he may never be
one of those cold and timid souls,
who know neither victory nor defeat.
~Theodore Roosevelt

Cuplikan pidato “The man in the arena”, yang disampaikan pada tahun 1910 ini masih saja mengilhami orang2 untuk menjadi “pelaku” yang sebenarnya. Melupakan kritikus, pemberi nasihat, ataupun pengamat, yang selalu hanya bisa “ngomong” aja, tapi tidak mau benar2 terjun dilapangan untuk berkarya.

Untuk menciptakan perubahan, dibutuhkan lebih banyak orang2 yang mau benar2 melakukan sesuatu pada kehidupan ini. Menciptakan perubahan. Dan bukan sekedar memberikan kata kritikan atau pujian saja. Yang terburuk adalah orang2 sinis, yang tidak pernah mau melakukan, tetapi selalu mencela yang lain.

Kita ditantang untuk menjadi pelaku, yang bergelora jiwanya, dan melakukan sesuatu yang hebat. Mungkin kita akan gagal, atau tersungkur, tetapi setidaknya kita adalah “pelaku” kehidupan yang sebenarnya. Dan mungkin juga kita akan sukses besar, dan berhasil merubah dunia ini. Salam semangat

Sehat, waktu, dan uang.

Seminggu ini saya sakit, murus2 berkepanjangan dan badan flu sakit semua. Kegiatan masih saja menumpuk dan harus diselesaikan. Sudah makan obat bermacam2 termasuk antibiotik dan teman2nya, serta mampir ke unit gawat darurat rumah sakit untuk suntik dan infus.

Ada janji meeting penting, yang akhirnya saya pendekkan dari sehari menjadi setengah hari. Ada seminar yang tentu tetap saya kerjakan, walau harus “sembunyi” untuk “menhemat tubuh” sebanyak mungkin. The show must go on, kata orang. Semua masih teratasi. Selesai acara, masuk hotel, tidur.

Ketika waktu kita terbatas, kita mulai memikirkan prioritas, apa yang perlu dilakukan, apa yang bisa di tinggalkan. Kita mulai menjadi lebih efektip dalam bekerja. Basa basi kita pangkas, yang tidak penting kita buang, dan kita fokus pada solusi terbaik yang bisa kita lakukan.

“Apa yang akan anda lakukan kalau sehari hanya boleh bekerja 4 jam saja?” adalah sebuah idea menarik tentang efektivitas kerja, memaksa kita berpikir lebih jernih, apa yang perlu, apa yang tidak dalam melakukan pekerjaan kita. Tidak semuanya bisa selesai dengan baik, tapi sekarang kita lebih paham prioritas kita.

Ketika sakit, kita juga mulai sadar, bahwa sehat itu penting. Dan uang, sebenarnya hanya kenikmatan kenyamanan kehidupan semata. Kita berperang untuk sukses dan kaya, sering kita lupa kesehatan kita. Tubuh kita memberitahu, waktunya istirahat, waktunya jeda.

Kata orang “sehat”, “uang”, dan “waktu” adalah 3 hal yang sulit dimiliki ketiganya. Waktu muda masih sehat punya waktu, tidak punya uang. Sudah mulai sukses, masih sehat dan punya uang, tapi tidak punya waktu karena kesibukan yang menumpuk. Setelah tua, punya uang, punya waktu, tapi sudah tidak sehat lagi. Selamat menikmati damai anda. Salam.

Universitas Kehidupan

Universitas Kehidupan mata kuliahnya beragam: Memahami kegagalan berulang; Penghianatan seorang sahabat; Mengalahkan ego pribadi; Berpacu dengan waktu; Kekecewaan tak bertepi; Sayap-sayap mimpi yang patah; Tetap menginjak bumi; Mencintai pekerjaan yang menjemukan; Kesedihan yang menghujam menembus bahu; Tetap tersenyum didepan klien yang super nyebelin; Menyelesaikan tugas dalam kurun waktu yang mustahil; Sabar menghadapi pimpinan yang tidak rasional; Ditinggal oleh orang yang sangat kita sayangi; Merindukan kedamaian; Kebosanan tingkat dewa,…....... Kadang2 kita dapat juga extrakulikuler yang menyenangkan: Malaikat penolong yang datang saat terdesak; Rejeki muncrat tanpa diharap; Menemukan sahabat sejati; Melihat indahnya cinta diantara himpitan kehidupan; Keajaiban kecil senyummu; Menikmati teh pagi penuh damai,.......... Ketika satu mata kuliah selesai, datang lagi mata kuliah baru, yang sering tidak pernah kita duga sebelumnya. Dan kita semua tidak pernah lulus ataupun mendapat ijasah dari Kampus Kehidupan ini. Selamat kuliah

Thin Slicing, konsep dari buku kuno apik “Blink”, Malcolm Gladwell.

Konsep dari Malcolm gladwell ini menunjukkan bahwa kita mampu menganalisa sesuatu dengan sangat akurat berdasarkan potongan – potongan informasi kecil yang masuk ke otak kita. Misalnya pada seorang CEO yang berpengalaman selama 20 tahun, dengan berbicara selama 15 menit pada manager yang bertugas, dia bisa menilai apakah perusahaan itu berjalan dengan baik atau tidak. Atau pada saat anda memasuki sebuah toko, dalam 10 detik pertama anda sudah bisa menilai bahwa toko ini tidak laku dan terus merugi. Tapi bagi orang yang tidak mengerti, biarpun sudah menganalisa berhari – hari, tetap saja tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi.

Yang terjadi adalah sebuah proses yang disebut thin slicing. Istilah lain bilang "Narrow Window". Seorang yang telah memiliki pengalaman cukup disuatu bidang, pada saat menerima input informasi yang berkaitan dengan bidangnya, walau sedikit, akan segera memilah informasi tersebut menjadi potongan – potongan tipis. Kemudian ia membandingkan potongan – potongan informasi ini untuk dibandingkan dengan database pengalamannya selama bertahun – tahun untuk menghasilkan analisa yang akurat mengenasi keadaan yang dihadapinya. Proses ini berlangsung dengan sangat cepat di dalam otak sehingga orang yang melihat tidak akan mengerti darimana ia memperoleh semua kesimpulan analisa tersebut.

Misalnya seorang pedagang barang antik. Saat melihat sebuah guci, dia akan segera mengenali barang itu merupakan barang asli atau bukan, berasal dari dinasti apa, dan berapa juta harga yang pantas untuk barang tersebut. Tapi bagi orang awam, dijelaskan berkali – kali sekalipun ia tetap tidak mengerti mengapa sebuah guci tua yang kusam dan hampir retak bisa dijual senilai 100 – 200 juta.

Bagi seseorang yang expert di bidangnya, akan mudah baginya untuk melakukan perhitungan – perhitungan berkaitan dengan bidang yang digelutinya tanpa perlu menggunakan computer atau kalkulator lagi. Hal ini bisa dilakuakn karena dia sudah memiliki banyak data tersimpan dalam otaknya dan saat menerima informasi, dia bisa membandingkan potongan – potongan informasi tersebut dengan database dalam otaknya untuk mengasilkan analisa dan perhitungan yang tepat. Tentu bukan analisa yang mendetail, tapi akan cukup untuk mendukung pngambilan keputusan.

Contoh-contoh lain dalam kehidupan kita: Seperti seorang mahasiswa dengan melihat 5 menit saja akan tahu dosen ini akan mengajar dengan enak atau tidak dalam satu semester. Seorang pedagang berpengalaman dua puluh tahun akan bisa menebak kira2 berapa boleh diberikan hutang pada pelanggan baru ini. Seorang manager HRD yang handal akan mampu melihat kebohongan2 halus yang dikatakan calon pegawai baru. Kesalahan bisa terjadi kalau kita justru terlalu konfiden sedangkan yang kita ambil adalah keputusan yang bukan merupakan keahlian kita yang benar2.

Yang perlu diperhatikan adalah bahwa sebetulnya kita memiliki kemampuan untuk menilai dan menganalisa dengan proses thin slicing ini, dan kemampuan ini cukup reliable untuk situasi – situasi mendesak. Tentu saja anda tetap harus melakukan analisa dan kalkulasi yang lebih detail dalam pengambilan keputusan penting. Tapi tidak ada salahnya memperhatikan serpihan intuisi yang muncul dari thin slicing ini meskipun mungkin data yang anda hadapi akan menunjukkan angka yang luar biasa bagus. Data dapat dimanipulasi dan dimainkan, tapi intusi yang terbentuk oleh pengalaman anda sendiri selama bertahun – tahun mungkin akan dapat menyelamatkan anda.

Kerja besar tidak pernah selesai jam 5 sore.

Jarum jam menunjukkan sore jam 4.35, dan sebentar lagi akan pulang. Anda menyelesaikan sedikit pekerjaan terakhir. Mengecek beberapa email, semua sudah terbalas. Perincian beaya bulan ini, sudah selesai. Surat untuk klien diluar kota, selesai print juga. Anda menghela napas lega, selesai sudah hari ini. Jam menunjukkan pukul 5.05, dan anda tersenyum lebar. Waktunya pulang. Selesai hari ini.

Mentalitas kerja kita, adalah menyelesaikan tugas, seperti ketika sekolah dulu, tenggo. Jam teng, kita semburat go, pulang. Istirahat, bobo, dolan. Besok kerja lagi. Kita seperti kebanyakan orang lain, bekerja sesuai tugas saja. Ya ini kerja, pokok selesai, tidak ada masalah, ya sudah. Inilah mentalitas kebanyakan orang, yang menghasilkan pendapatan seperti kebanyakan orang lain, dan menyeret kehidupan dengan berat seperti kebanyakan orang lain pula. Bukannya hal ini salah, hanya hal ini tidak membuat anda menjadi besar saja.

Lihatlah orang hebat disekeliling anda, lihatlah orang besar didunia luar sana, perhatikan prilaku mereka, antusiasme mereka, etos kerja mereka. Apakah mereka sama dengan kebanyakan orang? Teng-go? Bahkan mereka tidak punya teng, tidak punya jam kerja. Karena orang sukses adalah orang yang memaksakan jam nya, bukan orang yang tindakan2nya dibentuk oleh jam kerja, dan tugas.

Menjadi sukses bukan sekedar menyelesai tugas sehari hari anda, bukan sekedar menjawab email, dan melaksanakan perintah dan kewajiban rutin menjawab telpon saja. Karena jaman telah berubah, di pabrik2 itulah pekerjaan yang rutin harus diselesaikan. Tetapi di ekomomi baru ini, kita harus mau melakukan lebih dan berbeda untuk menjadi orang yang hebat. Dan tentu sekedar berteriak “Luar Biasa” tidak membuat kita tumbuh dahsyat.

Nah, sekarang, kalau bukan sekedar mengerjakan tugas dan pulang dan sekedar kerja, dan menerima gajih. Apa yang harus kita lakukan? Kita mulai memasuki arena baru yang sulit: Mencari pertanyaan, dan jawaban yang cocok untuk diri kita sendiri. Apa yang menjadi jalan sukses saya dimasa depan? Mulai dari mana? Kelebihan saya apa yang bisa saya eksploitasi supaya menjadi sukses? Siapa yang saya kenal yang bisa membantu saya? Sebenaranya apa yang benar2 menjadi mimpi saya? Apa yang sekarang harus saya kerjakan? Dan seribu pertanyaan lain, dan kita harus memilih pertanyaan yang tepat dan baik, dan mencari jawabnya.

Kalau anda bisa pada titik ini, belum tentu akan sukses, belum tentu akan jadi dahsyat, tetapi setidaknya sudah berbeda dengan orang2 lain yang sekedar menyelesaikan tugasnya, dan pulang, tidur, besok memulai lagi, menyeret diri, tubuh, dan nasibnya, seperti kebanyakan orang yang tidak punya keinginan apapun dalam menciptakan sukses masa depannya sendiri.

Managing Oneself ~Peter Drucker

Napleon, Da Vinci, Mozard, Steve jobs, Obama, atau siapapun yang hebat, dapat mencapai kesuksesannya karena mampu mengatur dirinya. Managing Oneself adalah tulisan almarhum Peter Drucker di Harvard Business Review March 1999 dan terpilih masuk dalam “10 must-read articles of HBR”, terbitan khusus On-Point HBR magazine. Saya ringkas sebagai berikut:

** What Are My Strength? ** Apa sebenarnya kelebihan saya dibanding orang lain? Peter Drucker berpendapat kita sering sekali salah dalam menganalisa diri kita sendiri. Satu2nya cara yang benar adalah saat kita mengambil keputusan melakukan sesuatu yang besar, kita catat apa harapan hasil dari tindakan itu, dan membandingkannya dengan kejadian yang sebenarnya. Dengan demikian secara berturut turut dalam 2 atau 3 tahun, kita akan benar2 tahu dimana kelebihan kita; kekuatan kita yang sebenarnya. Peter Drucker sendiri mengatakan dia saja sering salah dalam menganalisa dirinya sendiri, dan hanya “feedback analysis” saja yang mampu menjadi bukti yang tepat.

Konsentrasikan diri anda pada kekuatan anda, lebih pertajam kelebihan anda, dan berhati hatilah dalam mengambil keputusan atau tindakan pada keputusan2 dimana anda kurang mampu. Skill set apa yang terbaik yang ada pada diri anda? Kemampuan teknis, persuasi, mengatur anak buah, mempengaruhi orang, negosiasi, networking; cocokkan kemampuan anda dengan hasil yang dicapai ketika anda melakukan hal tersebut.

**How Do I work?** Bagaimana cara saya bekerja yang paling efektip? Anda lebih mudah belajar dari membaca, mendengar, atau mencontoh orang lain melakukan sesuatu? Tiap orang berbeda dalam keadaan lingkungan yang berbeda, kita harus memaksimalkan lingkungan kita menunjang pencapaian terbaik yang cocok dengan cara kerja kita. Ada yang mudah bekerja sendiri, ada yang lebih nyaman bekerja kelompok. Ada yang mejanya kacau dan suka bekerja larut malam, ada yang harus pada jam kerja dan duduk rapi dikantor. Stress membuat sebagian orang berhenti bekerja, sementara orang lain malah lebih tertantang. Setiap orang berbeda.

**What Are My Values?** Nilai2 apa yang saya anut? Etika hanyalah sebagian dari Values. Values adalah hal2 yang saya anggap penting dalam kehidupan kita. Semua orang semua perusahaan menginginkan profit, tapi ada seribu jalan menuju profit, dan bagaimana kita melakukan pekerjaan selalu didasari oleh nilai2 yang kita anggap penting. Peter Drucker pada saat muda berhasil menjadi pialang saham sukses di London, tapi dia tidak menemukan kebahagiaan dalam pekerjaannya, dia tidak ingin menjadi orang terkaya di kuburannya. Maka dengan segala keberanian dia pindah kerja dan memulai dari awal lagi.

Samakah Nilai2 yang anda anut dengan kelompok kerja anda, samakah dengan Nilai2 yang dianut perusahaan anda? Kwalitas, service, pembelajaran tanpa habisnya, bisnis yang sukses, fokus pada klien, design, tepat waktu, produk, teknologi maju, mewah, irit, atau apa yang menjadi nilai2 penting anda; harus ada “pilihan”, tidak bisa mau semuanya. Selaraskan 3-5 value terpenting anda dengan value perusahaan anda, dan itu jadi kunci pilihan tindakan.

**Where do I Belong?** Berdasarkan kekuatan dan kelebihan kita, dan memahami cara kerja terbaik kita, serta dengan menjunjung nilai2 yang kita anut, maka sebenarnya dimanakah seharusnya saya berada? Ketepatan keempat hal diatas akan membuat kita berubah dari pekerja yang biasa menjadi perkerja yang luar biasa. Kebanyakan orang tidak jelas akan hal ini, dan terus mencari yang tercocok untuknya. Selalu pertanyakan kembali hal2 diatas, dan lihat serta sesuaikan dengan tempat kerja yang anda idamkan.

**What can I Contribute?** Apa yang dapat saya sumbangkan? Dijaman dulu, kita diharuskan mengerjakan pekerjaan kasar yang jelas hanya memperdayakan otot kita untuk menyelesaikannya. Tetapi sekarang dengan lebarnya tugas dan luasnya lingkup pekerjaan seorang profesional, maka kita mempunyai “kebebasan” untuk memilih titik fokus2 apa yang akan kita lakukan. Berikan hasil terbesar yang dapat kita berikan kepada perusahaan, masyarakat, atau pun diri kita sendiri.

Rahasia efektivitas kerja adalah pemahaman atas diri kita dan pemahaman atas orang lain yang bekerja bersama kita. Dengan memfokuskan pada kekuatan masing2 maka sukses akan lebih mudah diraih. Tentu, semua itu bukan hanya untuk dijabarkan saja, tapi benar2 dilakukan dalam tindakan2 nyata yang berkelanjutan. Salam Sukses Selalu untuk semua.

Kesempatan sukses anda tidak ditentukan oleh dimana anda kuliah

Secara umum data memang memberikan bukti bahwa mahasiswa jebolan kampus2 terkemuka di Amerika secara rata2 mendapat kerja dan sukses yang lebih baik dari pada yang berkuliah di kampus2 dengan kwalitas atau ranking yang lebih rendah.

Tetapi ada sebuah riset yang menarik dilakukan di Amerika. Dikumpulkan data dari orang2 yang mendaftar dan diterima di kampus2 terbaik Amerika, tetapi karena sesuatu dan lain hal, mahasiswa2 ini tidak jadi masuk ke kampus2 itu, tetapi masuk pada kampus2 dengan ranking jauh lebih rendah.

Data ini dikumpulkan dan dilacak perjalanan kesuksesan mahasiswa2 ini sampai 20 tahun kedepan, ternyata terbukti bahwa mahasiswa2 yang diterima (tetapi tidak masuk) ke universitas terkemuka ini, secara rata2 mempunyai sukses yang sama dengan yang benar2 kuliah di kampus2 terkemuka itu.

Hal ini menimbulkan pemikiran dan pertanyaan apakah benar kampus2 hebat itu mampu mendidik mahasiswa dengan lebih baik, ataukah sebenarnya karena memang yang diterima disana sebenarnya sudah punya kwalitas prima, dan diterima disana kuliah disana, ataupun kuliah ditempat lain yang rankingnya jauh lebih rendah, hasilnya secara kesuksesan, akan sama saja.

Ada pemikiran lain lagi: Kesuksesan kita tidak ditentukan oleh dimana kita kuliah, tetapi tergantung dari diri kita sendiri. Warren Buffet, orang terkaya didunia, wizard dunia investment, ternyata di tolak oleh Harvard. Steven Spielberg, director tersukses dalam dunia perfileman, ditolak oleh UCLA dan USC.

Orang2 sukses juga sering tidak kompromistis, dan menjadi drop out, karena merasa kuliah justru mengganggu perjalanan sukses mereka. Seperti Steve Jobs, Steven Spielberg, Bil Gates, Michael Dell dan sejumlah daftar panjang lainnya.

Sukses sangat tidak tergantung dimana anda kuliah, lulus atau tidak, dapat nilai yang bagaimana. Sukses ditentukan oleh perjalanan setiap individu itu sendiri. Kegigihannya berjuang, kemauan untuk selalu belajar dan menjadi lebih baik, kesempatan yang ada, jam terbang yang cukup, dan kecintaan serta obsesi yang luar biasa pada apa yang dilakukannya.

Choose to choose.



***** Setiap istirahat makan siang, Amir akan membuka kotak makanannya dengan pelahan sambil komplain: "Jangan nasi tahu tempe lagi ya...", ketika terbuka kotaknya, berteriak: "Sialan, Nasi tahu tempe lagi!" Teman kerjanya tidak tahan melihat Amir setiap hari komplain, berkata:" Mir, kalau bosan dengan Nasi tahu tempe, ya bilang sama istrimu, jangan bawakan nasi tahu tempe lagi!" Amir menjawab: " Mas, sejujurnya saya belum menikah, dan tadi pagi yang mengotaki nasi tahu tempe ini ya saya sendiri." *****

Cerita sumir ini menarik, saya sadur dari anekdot di buku nya Tal Ben Shahar, dosen legendaris Harvard University, "Choose The Life You Want". Kita komplain dengan hidup kita, tidak nyaman, tidak enak, pekerjaan kurang menantang, "stuck", tidak ada kemajuan, sama saja pekerjaan yang dilakukan membosankan sekali, dan seterusnya. Sebenarnya yang mengotaki apa yang kita kerjakan ini ya kita sendiri.

Hampir semua hasil kehidupan kita sebenarnya adalah pilihan kita sendiri, dan kita sangat mempunyai hak dan kemampuan untuk memilihnya. Tetapi kebanyakan dari kita hanya mau komplain saja, walau tahu sebenarnya kita bisa berbuat sesuatu untuk mengubah keadaan kita ini. Kita mengeluh dan berkeluh kesah dengan banyak energi, tanpa akan memperbaiki sesuatu apapun.

Kita sering terlalu banyak jalan dengan "autopilot", melakukan tanpa mau memikir lebih dalam, ya seperti yang lalu lah, ya mengalir sajalah, ya ini suratan takdir lah, ya memang begini keadaannya, dan kita tidak mau lebih banyak berupaya untuk membentuk sendiri masa depan kita menuju hidup yang lebih baik. Dengan melakukan tindakan2 perubahan.

Memilih untuk memilih, "choose to choose", adalah sebuah kebulatan tekad, untuk tidak lagi mau menerima semua apa adanya saja, tetapi memilih untuk melakukan sesuatu yang dapat kita pilih untuk menghasilkan hasil kehidupan yang berbeda. Tidak pula menyalahkan dan memakai alasan kambing2 hitam untuk membenarkan keengganan kita melakukan pilihan tindakan.

Ada saatnya kita merasa terperangkap, masuk dalam jepitan kehidupan, coba tanyakan hal2 sulit yang mungkin akan berguna: "Apa yang harus saya lakukan dalam kehidupan saya supaya saya bisa mendapatkan kehidupan yang saya inginkan? Kemana saya akan pergi? Bagaimana saya bisa sampai disana? Apa resikonya? Siaplah saya? Habiskan waktu sehari mencoret2 dan mencatat semua pilihan yang ada. Jangan mau menerima jawaban "Saya tidak punya pilihan", karena memang sebenarnya anda punya hak untuk memilih, dan punya pilihan.