Wednesday, December 30, 2015

The 5 Most Important Questions. ~Peter Drucker

Untuk mencapai sukses seseorang atau sebuah organisasi, baik itu bisnis ataupun organisasi sosial, Almarhum Peter Drucker, Guru Manajemen paling hebat didunia, memberikan 5 langkah sederhana. 5 Buah Pertanyaan yang perlu kita pikirkan dengan mendalam.
1. What is our Mission? --Apa Misi kita?
Menggabungkan ketiga hal: Kompetensi kita, Komitmen kita, dan Kesempatan yang ada, apa yang menjadi tujuan kita, baik jangka pendek ataupun jangka panjang. Apa yang ingin kita capai?
2. Who is our Customers? -- Siapa Pelanggan kita?
Siapa sebenarnya yang kita layani, siapa target market kita, bagaimana sifat mereka. Apakah kita telah mengejar dan melayani segmen pelanggan yang benar? Adakah pergeseran dalam target kita?
3. What does the Customers value? -- Apa yang di Inginkan Pelanggan kita?
Sebenarnya apa yang mereka hargai, yang mereka inginkan, dari kita? Apa yang dapat membuat mereka memilih kita, dan bukan kompetitor kita? Benarkah yang kita tawarkan adalah hal yang penting untuk mereka? Apakah kita sudah mengidentifikasi dengan benar nilai2 apa yang mereka benar2 inginkan dari hubungan ini?
4. What are our results? -- Bagaimana Hasil kita selama ini?
Kita telah melakukan berkali kali, apa yang benar dan apa yang salah? Mengapa hasil kita kurang sempurna? Apa yang berhasil dari upaya kita selama ini, apa yang tidak, dan mengapa?
5. What are our plan? -- Apa Rencana kita?
Melihat hasil keempat hal diatas, dan dengan memahami dan mengecek kembali kebenarannya, maka Apa Rencana kita sekarang? Apa yang akan kita lakukan kedepan ini? Apa yang menjadi target, dan tindakan2 yang akan kita lakukan seminggu kedepan, sebulan kedepan, setahun kedepan ini?
Pertanyaan2 ini berlaku untuk setiap profesional, untuk sebuah restoran, pabrikan, perusahaan jasa, toko kelontong, ataupun organisasi sosial. Berlaku untuk anda dan saya. Selamat berpikir, merencanakan, dan melaksanakan sukses anda ditahun depan. Salam semangat.

Perjalanan Hidup.

Setiap manusia dilahirkan dengan sebuah kelengkapan perasaan, ada suka ada duka, ada sakit ada kenikmatan, ada kecintaan ada kepedihan, ada manis ada pahit, ada kebahagiaan dan ada kesedihan.
Mereka datang sebagai saudara kembar, yang silih berganti menjenguk kita, menemani kita dan membesarkan diri dan jiwa kita.
Cinta melahirkan keajaiban, cinta menciptakan pesawat terbang, menemukan benua Amerika, membuat komputer dan internet. Cinta melahirkan kebesaran dan keagungan. Cinta yang agung salalu menyentuh kita dan menitikkan air mata haru.
Kita harus belajar menikmati kesedihan kita. Kegagalan adalah saudara kembar kesuksesan, tak ada arti tawa bila tangis tidak kita lalui. Lihatlah betapa dekat mereka: Orang yang sangat berbahagia akan menangis dan orang yang sangat sedihpun tertawa hambar. Hidup penuh dengan semua hal itu dan terjadi pada semua orang. Presiden ataupun tukang becak akan sama bahagia dan sedihnya menghadapi keagungan kehidupan ini.
Ketika kita sudah mulai dapat menikmati kesendirian kita tanpa kesepian, merangkul kesedihan kita tanpa menyalahkan, maka secara perlahan kita mampu mengupas duka kita sehelai demi sehelai dan menjadikannya rasa syukur dan suka cita.
Kata Khalil Gibran: Kebahagiaan adalah kesedihan yang telah terbuka kedoknya. Tawa dan tangis berasal dari mata air yang sama.
Ketika kita mengejar sukses dan kebahagiaan, kita akan terperangkap dan terjebak pada hutan liar. Kupu2 hanya akan datang sendiri saat kita diam dan termenung menikmati kesedihan kita. Karena ketika ketenangan menjenguk kita, semua akan terlihat lebih terang, tanpa perlu menyilaukan.
Kegelapan dapat menyembunyikan meja, kursi, pohon, batu, gunung, tetapi ia tidak dapat menyembunyikan cinta.
Nikmatilah apapun yang datang dan menjenguk anda. Arti terbesar hidup ini pada akhirnya adalah perjalanan hidup ini sendiri. Tidak ada tujuan akhir, yang ada hanyalah sebuah perjalanan panjang yang harus kita nikmati. Yang ada hanyalah rasa syukur yang dalam dan cinta tanpa batas waktu.

Growth Mindset vs. Fixed Mindset.

Ada sekelompok anak kecil dari IQ yang berbeda beda, dan mereka diberi puzzle yang semakin lama semakin sulit, sampai pada titik diatas batas kemampuan mereka. Ternyata ada yang begitu tidak bisa langsung menyerah dan tidak mau melakukan lagi, ada yang semakin bersemangat dan mencoba terus walaupun tidak bisa.
Carol Dwek, telah melakukan riset berpuluh tahun tentang bagaimana cara otak bekerja. Secara umum Carol Membagi dua type: Growth Mindset, otak yang mau berkembang terus, terutama sangat suka belajar dan menjadi lebih baik dengan berjalannya waktu. Atau Fixed mindset, otak yang menganggap kwalitas IQ yang paling penting, bukan upaya. Dan mudah sekali menyerah karena menganggap dia memang tidak bisa, walaupun berusaha akan sama saja.
Thomas Edison (inventor terbesar), Wright Brothers (penemu pesawat terbang), Jackson Pollock (pelukis Amerika), Marcel Proust (penulis Perancis), Elvis Presley, Ray Charles, dan Charles Darwin (Teori Evolusi), semuanya punya kesamaan: Sekolahnya tidak bagus, dan dikatakan gurunya tidak akan punya masa depan cerah. Tetapi mengapa mereka bisa menjadi ahli di bidangnya, dan sukses besar? Menurut Carol Dwek, mereka memiliki Growth Mindset, cara berpikir yang melihat bahwa kegagalan adalah kesempatan untuk belajar lagi. Dan mereka tidak pernah berhenti belajar, memperbaiki diri, memperbaiki diri lagi.
Pertanyaan: Ketika nilai ujian anda C (padahal mengharap A), kena tilang, dimarahi orang tua, apa yang anda katakan pada teman anda? Fixed Mindset: Aku memang selalu sial; Aku memang berotak tumpul, selalu sial; Ibuku tidak cinta aku lagi; Hidup tidak adil, aku sudah kerja keras orang lain mencontek dapat A. Sedangkan pada Growth Mindst: Wah aku mesti kerja lebih keras ternyata soalnya sulit2; Lain kali kalau jalan lebih hati2 lah; Ibu mungkin sedang ada masalah, ya aku mengalah dulu, lain kali lebih hati2 kalau bicara dengan beliau.
Di Columbia University, ada brain-wave lab, dicobakan pada mahasiswa. Ketika mahasiwa diberi tahu jawaban ujian mereka salah, ternyata mahasiswa dengan Fixed Mindset tidak berniat mencari jawaban yang benar atau apa kesalahan yang telah dilakukannya yang harus diperbaiki. Pemilik Growth Mindset justru sangat antusias tahu apa yang bisa diperbaiki untuk lain kali.
Orang2 dengan Fixed Mindset terpaku pada status: Juara, terbaik, tercantik. Kekalahana adalah neraka dan segalanya terpenting pada “status”. Melihat kesuksesan sebagai hitam putih. Juara atau orang yang tak berguna. Terbaik atau tidak sama sekali. Padahal orang2 sengan Growth Mindset, lebih mementingkan upaya dan keyakinan akan bisa lain kali kalau kita mau memperbaiki diri. Mengakui kegagalan, merangkul kesedihan, dan mau memperbaiki diri dan tidak merasa malu. Angka bukanlah segalanya, yang terpenting kita menjadi manusia lebih mampu dengan mempelajari kehidupan.
Ketika kita memuji anak atau anak buah, selalu pujilah pada upayanya, jangan terlalu memuji hasilnya. Pujihan perbaikan yang telah dia tunjukkan dan pujilah upaya untuk berusahanya. Sukses itu hanya hasil samping akan pekerjaan yang kita lakukan dengan baik.
Orang2 dengan Growth Mindset selalu melakukan “purposeful engagement”, keterlibatan total dengan itikad yang jelas, dalam melakukan pekerjaannya dan menjalani kehidupannya. Angka penting, tapi bukan segalanya. Tujuan membawa arah gerak yang benar, tapi tetap yang terpenting adalah upaya kita. Kalau kita sudah melakukan yang terbaik, hasil adalah nomor dua. Pembelajaran adalah kunci sukses. Salam sukses untuk anda.

Friday, October 2, 2015

Penyesuaian Kehidupan

Dari kacamata seorang allien yang kebetulan mampir ke bumi dan tidak paham kebiasaan manusia: Melihat 22 orang dewasa berebut sebuah bola, dengan pengawas yang semprit sana semprit sini, dan semua berusaha memasukkan bola kesebuah gawang, dilihat oleh sepuluh ribu orang lain yang berteriak teriak, adalah hal yang aneh.
Demikian juga ketika allien itu melihat: Disebuah padang rumput hijau ditengah kota yang padat, keseriusan 4 orang dewasa memukul bola kecil dengan tongkat, berjalan jauh dan memukul lagi, dan berusaha memasukkan pada satu lubang kecil yang ditandai dengan bendera kecil. Dia takjub, ada apa ini, pikirnya.
Kita selalu melihat orang lain dengan heran, aneh, dan merasa tidak masuk akal. Mengapa orang itu rela berhara kiri di Jepang hanya karena malu? Mengapa seorang ayah memukul anak dibenarkan di India? Mengapa seorang bule memanggil ayahnya dengan nama nya saja dan sepertinya tidak hormat sama sekali? Kita tidak paham, merasa aneh, dan "menyalahkan" mereka.
Dalam kehidupan yang beragam ini, ternyata antara kita dan ayah kita, antara suami istri, antara pelanggan dan penjual, antara pembeli satu dengan pembeli lainnya, semuanya memiliki perbedaan yang kadang sulit dipahami. Dan pada akhirnya seorang individu akan memiliki pola pandang yang beda dengan siapapun.
Sebagai seorang sales, seorang sahabat, seorang karyawan, seorang anak, seorang guru, harus memahami hal ini akan lebih mampu membuka wawasan pemikirannya sendiri dulu, dan lebih tidak menyalahkan orang lain, sebelum kita menyalahkan orang lain. Kita harus mampu beradaptasi dan menyesuaikan diri sengan orang2 yang kita hadapi dalam kehidupan kita.

Saturday, September 26, 2015

Menikmati Quote

“Hidup sungguh sangat sederhana. Yang hebat-hebat hanya tafsirannya" ~Pramoedya Ananta Toer
--
Menikmati "Quote" adalah sebuah kebiasaan menarik, dari Twitter, Seminar, Buku, dan tulisan sehari2 disekeliling kita, Quote, kutiban, menjadi kuat: sering menarik, lucu, bahkan kadang menggigit.
Mungkin karena otak kita lebih mudah menerima cerita, dari pada kuliah, sehingga "quote" sering mewakili diri menjadi "cerita" pendek, yang memukau.
Ada teman yang berpendapat quotes adalah bullshits, tidak real, dan cuma untuk pemimpi. Tetapi sebenarnya bukankah hidup ini sejujurnya sebuah "mimpi"?
--
“Lebih baik diasingkan daripada menyerah pada kemunafikan”
“Hanya ada 2 pilihan, menjadi apatis atau mengikuti arus. Tetapi aku memilih untuk jadi manusia merdeka”
~Soe Hok Gie
--
Dari Gie sampai Goenawan Mohamad, dari Einstein sampai Winston Churchill, dari Chairil Anwar sampai Mary Oliver, semuanya membawa kita pada sebuat pemikiran dalam, hanya karena beberapa kata atau kalimat yang "pas".

Priority

Pada jaman ini, dalam kehidupan dan kesibukan kita, sering kita tidak punya cukup waktu untuk mengerjakan semuanya. Kita telah “terbiasa” menerima dan mengerjakan semua hal, apa saja, baik yang penting ataupun yang tidak. Kita selalu berupaya menyesakkan tugas dan pekerjaan kedalam waktu kita yang terbatas.Mengurbankan pikiran dan tubuh kita.
Perlu sebuah keberanian untuk mematahkan rutininas dan memikirkan kembali apa yang sebenarnya penting untuk diri kita dan perusahaan kita. Mungkin perlu sebuah waktu dan ketenangan untuk mulai mengawasi kembali rutinitas kita, mulai awal Senin ini, melihat, apakah rutinitas yang saya lakukan ini sebenarnya memang benar2 “harus” saya lakukan ataukah, bisa saya delegasikan, tunda, atau malah hilangkan sama sekali.
Berani berkata “tidak”, untuk menolak hal2 yang sebenarnya cuma “urgent” saja tapi tidak “important”, dan mungkin juga kita lakukan sekedar memberi muka sahabat lama. Berkata “Maaf, saya sudah terlalu sibuk” akan memutus banyak ketidak harusan yang bisa kita tolak untuk kerjakan.
Pikirkan prioritas kehidupan kita sendiri.Melakukan yang penting tapi telah tertunda lama.Begitu banyak hal penting yang tidak mendesak telah kita tunda bertahun tahun.Banyak hal2 "penting" yang bersembunyi dibalik kata "nanti dulu" itu.Mengerjakan yang 20% tapi menghasilkan 80%, seperti kata Pareto. Sudah waktunya kita mengerjakan hal2 yang dulu kita beri tanda "suatu hari nanti" saya akan...
Senin, selalu awal sebuah Minggu baru yang enak, mari kita mulai lagi, “Memilih” yang tepat untuk kita kerjakan. Lihat aktifitas kita kembali, mana yang perlu, mana yang tidak. Kalau seandainya anda Cuma bisa bekerja 4 jam sehari, mana yang anda kerjakan dan mana yang tidak. Ini akan mengerucutkan pilihan kita akan hal2 penting dalam hidup kita.
Kerja kita, sering secara pelahan: sistematis, terstruktur dan masif, membelenggu kita, seperti sebuah gurita besar yang tak habis2nya belalainya, mencengkeram waktu kita pada sebuah rutinitas kerja yang tidak efektip. Mari kita putus, dan bebaskan diri kita kembali. Pertanyakan semua aktifitas kita: Perlukah ini untuk sukses besar masa depan saya yang sesuai dengan cita2 saya?
Selamat memulai kembali perjalanan kehidupan ini.Salam sukses untuk kita semua.

Berbuat baik dan Menjadi Manfaat

Di jaman dahulu, ada seorang sakit yang hampir mati kelaparan dan kedinginan, yang ditolong oleh orang yang kebetulan lewat.Diberi makanan, diobati, diberi pakaian, dan penginapan beberapa malam. Setelah sehat orang ini berkata: “Tuan, telah kautolong jiwaku. Bagaimana aku dapat membalas budimu?”. Penolong itu berkata: “Kawan, tidak perlu kau balas apapun padaku, aku tidak membutuhkan apapun darimu. Hanya suatu saat nanti, bila ada orang yang membutuhkan pertolongan, tolonglah dia seperti aku telah menolongmu.”
Kita pasti akan berbuat baik pada orang yang kita butuhkan: pelanggan kita, supplier kita, boss atau bawahan kita. Kita akan berbuat baik membalas budi orang yang telah berbuat baik pada kita. Tapi, apakah itu bukan sekedar transaksi?Bukankah kita harus berbuat baik pada “siapapun” yang membutuhkan?Dan menjadi “orang baik” sejati?
Even after all these years,
the Sun never says
to the Earth
"You owe Me."
Look what happens -
with a Love
like that,
It lights
the whole
sky.
~Hafiz
(Setelah begitu banyak tahun, Matahari tidak pernah mengatakan pada Bumi: “Kamu berhutang padaku.” Lihatkan apa yang terjadi: Cinta yang seperti itu telah menerangi seluruh langit.)
You will not be a mystic until you are like the earth -- both the righteous and the sinner tread upon it – and you are like the clouds – they shade all things – and untill you are like the rain – it waters all things, whether it loves them or not. ~ Bayazid Bistami
(Anda tidak akan menjadi suci, kecuali sudah menjadi bumi, diinjak oleh orang soleh dan orang pendosa; dan seperti awan, yang mengayomi semua hal, dan seperti hujan, yang membasahi segalanya, baik yang mencintainya atau tidak.)
Kita tumbuh besar melewati kekerdilan kita, ketika kita mampu mensyukuri semua hal; yang menguntungkan ataupun yang merugikan, yang pahit ataupun yangmanis, pujian ataupun makian. Dan kita mengalir, menjalani perjalanan waktu, dengan penuh rasa syukur.
Berbuat baik, dan menjadi bermanfaat, bukan lagi untuk untung rugi, bukan pula untuk membalas budi, berbuat baik adalah untuk diri kita sendiri, untuk kemanusiaan, untuk kepuasan berbuat baik itu sendiri.

Akar Permasalahan

Disebuah jaman ketika listrik masih menjadi barang mewah.Dibawah lampu jalanan, seorang nenek sedang sibuk mencari sesuatu didepan rumahnya. Seorang anak muda kebetulan lewat dan bertanya: “Sedang cari apa , Nek?” Jawab sang nenek: “Mencari kancing baju yang lepas nak.” Sang anak mudapun membantu mencarikan kancing itu.
Setelah mencari sekian lama tidak juga ketemu.Sang anak muda kembali bertanya: “Maaf Nek, tadi sebenarnya nenek merasa jatuhnya kancing dimana?”Sang nenek menjawab: “Rasanya sih jatuhnya di dalam kamar tidur nenek.”Sang anak muda jengkel dan bertanya: “Lho kok dicari diluar rumah nek?” Jawab sang nenek: “ Iya nak, soalnya didalam rumah nenek gelap, kan diluar ini terang, lebih mudah mencarinya.”
Cerita yang sumir ini terasa lucu dan sedikit menjengkelkan. Tetapi sebenarnya tanpa sadar dalam kehidupan bisnis kitapun, kita sering berprilaku seperti sang nenek ini. Kita selalu mencari solusi yang mudah dalam memperbaiki bisnis kita.Kita mencari solusi didepan rumah yang terang, dan malas untuk mencarinya didalam rumah yang gelap.
Ketika penjualan menurun, kita hanya tahunya memberi diskon, meningkatkan promosi, karena itu yang paling mudah dilakukan. Mungkin sebenarnya kita harus kembali melihat kwalitas barang, sistem produksi, trend anak muda, packaging, ataupun metode penjualan kita.
Ketika karyawan kita banyak yang keluar, kita hanya bisa menaikkan gajih, atau merekrut lagi dan lagi orang baru. Mungkin kita harus melihat kembali bagaimana budaya kerja ditempat kita, apa yang membuat karyawan tidak kerasan, apakah manager kita sudah memberikan motivasi yang benar, apakah perusahaan memberikan nilai tambah untuk tumbuhnya setiap individu disana.
Dan ketika anak kita menjadi bandel, merokok, dan hidupnya kacau balau, kita hanya bisa memaki dan memukulnya saja.Kita lupa untuk mencari akar persoalan yang sebenarnya.

Coin Bengkok dan Perjalanan Hidup

Disebuah desa, pada sebuah jaman yang telah sangat lalu, seorang pemuda cerdik yang bijaksana, pergi ke kota pada suatu pagi.
Di pinggir jalan desa, dilihatnya sebuah koin perak yang bengkok, diambilnya dengan hati2, dan dibawanya ke toko barang antik didesa itu. Pemilik toko mengenali koin unik tersebut, tetapi tidak memiliki uang untuk membelinya.
Jadi diberikannya sebuah lampu antik sebagai gantinya kepada pemuda itu.
Membawa lampu antik ke kota, dibawanya ke toko lampu antik terbesar kota itu, dan di jualnya lampu itu dengan harga tinggi.
Dengan tersenyum dibawanya uangnya, dan berjalan dikota yang serba megah itu. Merasa keberuntungannya lagi hebat, dia memasuki rumah judi dan berjudi memenangkan uang yang sangat banyak sekali.
Sore itu, sebelum pulang kedesa dia mampir dahulu ke toko emas, dan membeli emas berlian untuk anak istri dan keluarganya, yang dibawanya pulang ke desa dengan penuh suka cita.
Malam itu diperjalanan, dia dihadang segerombolan perampok yang merampas semua emas berlian dan sisa uangnya. Dengan sedih dia berjalan pulang kerumahnya di desa.
Sang istri menanyakan bagaimana perjalanannya ke kota. Sang pemuda berpikir sejenak, dan berkata dengan bijaksana: "Istriku yang kusayangi, tadi aku menemukan sebuah koin perak yang bengkok, dan malam ini aku telah kehilangan koin itu sebelum sampai rumah."
**
Bukankah hidup selalu seperti itu, menemukan emas demi emas, harta demi harta, dan kedudukan yang menanjak, sampai suatu saat kita kembali kehilangan semuanya.
Yang mungkin harus kita hayati dengan sebuah kearifan: Bahwa mungkin semuanya hanya sebuah koin bengkok yang kita temukan dipinggir jalan desa pada awal perjalanan tadi pagi.
Selamat menikmati Malam Minggu dengan penuh syukur. Salam damai.

Friday, June 26, 2015

Perubahan Wajah Marketing

Seorang pelanggan dari Target menerima brosur paket iklan dan kupon2 diskon untuk produk2 kehamilan, yang kebetulan dirumah diterima oleh ayahnya. Ayahnya segera menelpon manager Target dan marah2 besar bagaimana Target begitu ngawur mengirimkan diskon kepada anaknya yang belum menikah.
Dua hari kemudian Manager Target mendatangi rumah pelanggan itu untuk meminta maaf. Ternyata sang ayah keluar dengam muka muram dan bilang tidak perlu minta maaf, karena benar anaknya ternyata hamil. Target, sebuah perusahaan retail besar di Amerika seperti Walmart telah menggunakan "Big-Data" untuk menganalisa pelanggannya dan lebih mentargetkan upaya marketingnya.
Big-Data, adalah sebuah trend besar dunia internet baru, yang memanfaatkan besarnya data yang ada di dalam dan diluar perusahaan untuk menganalisa trend, dan mencari "insight" bagaimana dapat lebih efektip dalam berbisnis. Hal ini dimungkinkan karena semakin banyaknya jejak kita yang ada di dunia maya.
Kemana kita pergi, apa yang kita beli, website apa yang kita kunjungi, siapa sahabat kita di facebook dan linkedin, siapa yang kita telpon dari handphone kita, semuanya membuat mudahnya pemetaan kehidupan kita. Semuanya ada di "cloud" dunia maya yang dapat dimanfaatkan orang untuk apa saja.
Komputer yang ada di "Target" membaca data bahwa orang hamil memiliki kebiasaan membeli produk a,b, dan c, dan berhenti membeli x, y, dan z, dan ada kebiasaan baru beli barang p dan q. Dari sekian data, hal itu berarti 99.8 persen orang itu hamil. Maka secara otomatis komputer akan mengirimkan brosur2 kehamilan dan kupon diskon yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Google dan amazon adalah dua perusahaan dengan Big-Data yang selalu dipelari dengan seksama. Marketing pun mulai berubah wajahnya karena kemampuan komputer dan penyimpanan data yang super besar mulai dapat melakukan pengecekan alogaritma yang mampu membuat mesin paham akan keadaan kita dengan sangat jelas.
Dunia kedepan akan berubah lagi wajahnya. Kita menjadi semakin terpantau, alamat kita dapat dilihat google earth, foto kita tercecer dimana mana di dunia maya, kita berada dimana dapat dilacak GPS, siapa saja yang kita telpon, kita email, dan kita follow dapat di pelajari melaluai Big Data. Akan ada lompatan baru lagi dalam pemetaan data kita di dunia ini. Selamat datang pada dunia baru.

Tuesday, June 2, 2015

The power of kepepet

Terlalu banyak dari kita yang merasakan betapa powerfulnya "The Power of Kepepet" dalam pekerjaan kita. Hal2 yang tidak selesai dalam seminggu bisa selesai dalam sehari. Segalanya jadi "mungkin" dan bisa. Sehingga kita kecanduan adrenalin rush dari perasaan kepepet ini.

Tetapi berapa banyak yang benar2 bisa menghasilkan "kerja hebat" dalam kepepet nya waktu? Pekerjaan bisa selesai, tetapi jarang selesai dengan hasil luar biasa. Karena kita tidak memberikan "yang terbaik" yang kita bisa, karena keterbatasan waktu.

Ada 4 kwadran pekerjaan, dimana prioritas kerja anda tergantung apa tujuan hidup anda. Kita sering tidak memperhatikan apa yang kita kerjakan, dan hanya mengalir bersama berjalannya waktu. Ketika kita tidak dapat menguasai waktu, maka kita menjadi budak waktu itu sendiri.

Yang tidak mendesak dan tidak penting, kwadran sia2, ini kwadran terburuk dimana kita ngobrol dan bergosip tanpa makna, bermain game berlebihan, mengerjakan hal2 yang tidak perlu, atau sekedar rileks yang berlebihan. Kwadran ini secara rata2 memakan 20 persen waktu kita, yang seharusnya dapat kita selamatkan.

Yang mendesak dan tidak penting, kwadran distraksi. Ini lebih celaka lagi, karena sering memberi ilusi seolah olah penting. Penghabisan waktu terbesar adalah mengerjakan dengan efisien hal2 yang sebenarnya tidak perlu kita kerjakan. Dan kwadran ini memakan 25 persen waktu kita. Telpon dan BBM yang centang centing memanggil, untuk urusan orang lain yang tidak penting, meeting yang tidak bermakna, sampai menyiapkan dan membaca laporan2 yang tidak perlu.

Yang penting dan mendesak, kwadran kebutuhan. Nah inilah yang menjadi "the power of kepepet" itu. Waktu yang tinggal sedikit, karena detik2 deadline yang mendesak, krisis pekerjaan, project yang sudah terlambat pengerjaannya, dan waktu eksekutip sering terbenam 30 persen disini tanpa disadarinya.

Kwadran terpenting, Yang Penting tapi Tidak Mendesak, kwadran "Hebat", sering tidak terlalu diperhatikan. Memang masih ada 25 persen waktu kita disini, tetapi alangkah indahnya kalau disini bisa kita berikan 60 persen waktu kita. Tentu kita akan menjadi manusia yang lebih efektip tanpa krisis2 yang membuat stress berkepanjangan. 

Kwadran hebat ini berisi perencanaan kerja yang baik, kerja proaktip akan hal2 yang penting, waktu2 berpikir kreatip atas kerja kita, memimpin dan membimbing anak buah secara berkala, belajar dan mempertajam ilmu kita, ataupun memperbaiki hubungan dengan orang2 kunci dalam hidup kita.

Setiap kita menghadapi pilihan akan apa yang harus kita selesaikan dulu, maka ada baiknya kita berhenti sejenak dan merenung, masuk kwadran mana pekerjaan ini. Hindari yang tidak penting dan tidak mendesak, delegasikan atau abaikan yang mendesak tapi tidak penting, kerjakan yang mendesak dan penting, dan yang lebih penting lagi, kerjakan selalu yang penting tapi tidak mendesak.

Bila kita melakukan terus hal2 yang penting tapi tidak mendesak, maka pelahan lahan, tidak ada lagi krisis pekerjaan dalam "yang kepepet" karena semua yang penting telah kita kerjakan dengan lebih baik jauh sebelum hal itu menjadi krisis.

Thursday, May 7, 2015

Just do it!

Ada sebuah cerita, seorang pembuat jam tangan berkata kepada jam yang sedang dibuatnya. "Hai jam, apakah kamu sanggup untuk berdetak paling tidak 31,104,000 kali selama setahun?" "Ha?," kata jam terperanjat, "Mana sanggup saya?"
"Bagaimana kalau 86,400 kali dalam sehari?""Delapan puluh ribu empat ratus kali? Dengan jarum yang ramping-ramping seperti ini?" jawab jam penuh keraguan.
"Bagaimana kalau 3,600 kali dalam satu jam?" "Dalam satu jam harus berdetak 3,600 kali? Banyak sekali itu" tetap saja jam ragu-ragu dengan kemampuan dirinya.
Tukang jam itu dengan penuh kesabaran kemudian bicara kepada si jam. "Kalau begitu, sanggupkah kamu berdetak satu kali setiap detik?" "Naaaa, kalau begitu, aku sanggup!" kata jam dengan penuh antusias.
Maka, setelah selesai dibuat, jam itu berdetak satu kali setiap detik. Tanpa terasa, detik demi detik terus berlalu dan jam itu sungguh luar biasa karena ternyata selama satu tahun penuh dia telah berdetak tanpa henti. Dan itu berarti ia telah berdetak sebanyak 31,104,000 kali.
Kita hanya perlu melakukan satu hal saja, dan satu lagi, dan satu lagi, dan kita akan bisa mengerjakan hal2 besar akhirnya.

Saturday, January 31, 2015

10 Filosofi Hidup orang Jawa

  • Urip Iku Urup (Hidup itu Nyala, Hidup itu hendaknya memberi manfaat bagi orang lain disekitar kita, semakin besar manfaat yang bisa kita berikan tentu akan lebih baik, tapi sekecil apapun manfaat yang dapat kita berikan, jangan sampai kita menjadi orang yang meresahkan masyarakat).
  • Memayu Hayuning Bawana, Ambrasta dur Hangkara (Manusia hidup di dunia harus mengusahakan keselamatan, kebahagiaan dan kesejahteraan; serta memberantas sifat angkara murka, serakah dan tamak).
  • Sura Dira Jayaningrat, Lebur Dening Pangastuti (segala sifat keras hati, picik, angkara murka, hanya bisa dikalahkan dengan sikap bijak, lembut hati dan sabar)
  • Ngluruk Tanpa Bala, Menang Tanpa Ngasorake, Sekti Tanpa Aji-Aji, Sugih Tanpa Bandha (Berjuang tanpa perlu membawa massa; Menang tanpa merendahkan atau mempermalukan; Berwibawa tanpa mengandalkan kekuasaan, kekuatan; kekayaan atau keturunan; Kaya tanpa didasari kebendaan)
  • Datan Serik Lamun Ketaman, Datan Susah Lamun Kelangan (Jangan gampang sakit hati manakala musibah menimpa diri; Jangan sedih manakala kehilangan sesuatu).
  • Aja Gumunan, Aja Getunan, Aja Kagetan, Aja Aleman (Jangan mudah terheran-heran; Jangan mudah menyesal; Jangan mudah terkejut-kejut; Jangan mudah kolokan atau manja).
  • Aja Ketungkul Marang Kalungguhan, Kadonyan lan Kemareman (Janganlah terobsesi atau terkungkung oleh keinginan untuk memperoleh kedudukan, kebendaan dan kepuasan duniawi).
  • Aja Kuminter Mundak Keblinger, Aja Cidra Mundak Cilaka (Jangan merasa paling pandai agar tidak salah arah; jangan suka berbuat curang agar tidak celaka).
  • Aja Milik Barang Kang Melok, Aja Mangro Mundak Kendo (Jangan tergiur oleh hal-hal yang tampak mewah, cantik, indah; Jangan berfikir mendua agar tidak kendor niat dan kendor semangat).
  • Aja Adigang, Adigung, Adiguna (Jangan sok kuasa, sok besar, sok sakti).
  • Alon-alon waton klakon
    Filosofi ini sebenarnya berisikan pesan tentang safety. Padahal kandungan maknanya sangat dalam. Filosofi ini mengisyaratkan tentang kehati-hatian, waspada, istiqomah, keuletan, dan yang jelas tentang safety.
  • Nrimo ing pandum
    Arti yang mendalam menunjukan pada sikap Kejujuran, keiklasan, ringan dalam bekerja. Inti filosofi ini adalah Orang harus iklas menerima hasil dari usaha yang sudah dia kerjakan.
  • Saiki jaman edan yen ora edan ora komanan, sing bejo sing eling lan waspodo.
    Hanya orang yang ingat kepada Allah (disini saja juga tidak cukup) dan waspada terhadap duri-duri kehidupan yang setiap saat bisa datang dan menghujam kehidupan, sehingga bisa mengakibatkan musibah yang berkepanjangan.
  • Mangan ora mangan sing penting ngumpul'
    'Makan tidak makan yang penting kumpul'. Filosofi ini adalah sebuah peribahasa.'Mangan ora mangan' melambangkan eforia demokrasi, yang mungkin satu pihak mendapatkan sesuatu (kekuasaan) dan yang lain pihak tidak. Yg tdk dapat apa-apa tetap legowo. 'Sing penting ngumpul' melambangkan berpegang teguh pada persatuan, yang artinya bersatu untuk tujuan bersama.
  • Wong jowo ki gampang di tekuk-tekuk.
    Filosofi ini juga berupa ungkapan peribahasa yang dalam bahasa Indonesia adalah 'Orang Jawa itu mudah ditekuk-tekuk'.
    Ungkapan ini menunjukan fleksibelitas dari orang jawa dalam kehidupan. Kemudahan bergaul dan kemampuan hidup di level manapun baik miskin, kaya, pejabat atau pesuruh sekali pun. Orang yang memegang filosofi ini akan selalu giat bekerja dan selalu ulet dalam meraih cita-citanya.

Ego!!


Seorang ibu sangat marah menunggu dokter yang terlambat dan tidak juga datang2, padahal anaknya harus segera di operasi. Menunggu dengan marah2 selama dua jam, akhirnya terlihat sang dokter datang dengan tergesa gesa.

“ Dok, segeralah selamatkan anakku!” “ Ibu, segera akan saya operasi dan selamatkan anak Ibu”, dan sang dokterpun segera masuk dan mengoperasi anaknya. Sejam kemudian, sang dokter keluar dan berkata: “Anak ibu telah selamat.” Dan sang dokterpun lari keluar lagi tanpa berkata apapun.Sang Ibu senang hatinya, tapi tetap tidak puas dan menganggap sang dokter tidak sopan dan seenaknya sendiri.

Masuk menemui anaknya didalam, sang ibu mendengar dari salah seorang perawat berkata kepada temannya: “Kasihan dokter itu, baru saja anaknya mengalami kecelakaan dan meninggal dunia, dan dia masih harus kesini dan mengoperasi anak orang.”

****

Saya yakin setiap orang punya penderitaan masing2. Dalam kehidupan kita sering kita tidak tahu kesulitan orang lain dan penderitaannya. Kita selalu memandang dari kacamata dan kepentingan kita saja.