Saturday, November 29, 2014

Simplicity

Apa persamaan antara Steve Jobs, Barrack Obama, Mark Zuckerberg, dan Einstein? Selain mereka sama2 orang sukses dan terkenal, mereka juga orang2 yang bajunya sama terus.
Presiden Obama pernah bilang dia memakai baju dan jas yang sama atau hampir sama, supaya tidak perlu memikirkan akan memilih baju apa. Karena “memilih” itu menghamburkan energi yang dibutuhkan untuk pekerjaan lainnya. 
Research menunjukkan kalau otak kita terlalu banyak mengambil keputusan, otak akan bingung dan kwalitas keputusan berkurang. Jadi sebaiknya banyak hal2 rutin semakin disederhanakan, supaya bisa hemat energi, dan dapat dimanfaatkan untuk hal yang lebih penting.
Steve Jobs juga selalu memakai baju yang sama, dan jeans yang sama. Padahal dia pasti cukup kaya untuk membeli bermacam baju apa saja. Demikian pula Mark, selalu memakai T-Shirt abu2 atau sejenisnya dan blue jeans. Bahkan Einstein pun melakukan hal yang sama.
Jadi, mungkin sudah waktunya kita menyederhanakan kehidupan kita, supaya energi kita bisa lebih fokus dan digunakan untuk mengambil keputusan2 yang jauh lebih penting.

Saturday, November 15, 2014

David and goliath-Malcolm Gladwell

Kalau kita mengatakan, pertempuran atau persaingan bisnis itu seperti "David dan Goliath", maka maknanya adalah pertempuran itu tidak berimbang, antara orang besar raksasa, melawan orang kecil. Dimana seharusnya David kalah, hanya karena kebetulan sajalah David menjadi menang. Sebuah hal yang tidak terduga kalau yang kecil bisa menang.

Buku David & Goliath ini memberikan gambaran yang sangat menarik yang menjungkir balikkan pemikiran kita. menjungkir balikkan pemikiran kita tentang banyak hal. Dan buku ini juga akan membuat kita berpikir ulang tentang hal2 yang kita anggap sebagai sebuah kelemahan.

3000 tahun yang lalu di tanah Palestina, ada sebuah lembah yang sangat indah, lembah Elah ini membagi area menjadi dua. Dari Crete di selatan datanglah orang2 Philistines yang jago perang ingin menyerbu ke arah Israel. Bila mampu menerjang lewat lembah Elah dan masuk ke pegunungan maka akan berhasil mengacaukan dan membelah Israel.

Raja Saul adalah raja Israel saat itu, dan mendengar kabar langsung membawa serdadunya menjaga serangan lawan. Sampailah kedua pihak serdadu pada kedua sisi berseberangan. Orang2 Philistine dari selatan tidak berani menerjang ke utara dan sebaliknya serdadu Saul juga tidak bisa menyerang ke selatan. Karena siapapun yang menyerang lebih dulu harus melewati lembah dan akan mudah dipukul hancur oleh pihak lawan.

Untuk waktu yang lama kedua pihak bertahan, sampai akhirnya diputuskan sebuah pertarungan satu lawan satu yang menentukan siapa pemenangnya. Ini sebuah tradisi perang terhormat masa itu untuk menghindari pertumpahan darah yang luar biasa, atau ketika terjadi "deadlock". Pihak Philistine mengirimkan pahlawan perang mereka yang paling hebat. Raksasa terhebat ini dalam setiap peperangan selalu menang. Goliath turun dengan pakaian perang dari besi, helem besi, dan 3 senjata perang terbesar, diantar oleh pengawal yang mebawakan perisainya.

Tercengang pada keperkasaan Goliath, tidak ada satupun orang Israel yang berani melawannya. Sampai akhirnya seorang gembala, David, menghadap Raja Saul untuk mewakili Israel melawan Goliath. Katanya: " Biarkan aku melawannya, aku terbiasa melindungi hewan2ku dan membunuh serigala dan macan yang ingin memangsanya." Karena tidak ada pilihan, raja mengijinkannya. Raja menawarkan baju perang dan pedangnya. Tetapi kata David: "Terimakasih, tetapi aku tidak pernah memakai itu." David pun berangkat dengan membawa 5 batu dan satu slinger.

Goliath merasa terhina dan mengatakan:"Datanglah kemari, akan kucincang dan kuberikan dagingmu pada burung2 surga dan binatang buas hutan ini." Dan ketika melihat David mendekat berseru: "Apakah kau kira aku anjing, sehingga engkau membawa tongkat tongkat pengusir?"
David memutar "slinger" nya, lalu "menembakkan" batu cadas yang sangat keras itu tepat didahi Goliath ditengah kedua matanya, dan Goliath langsung rubuh jatuh. David mengambil pedang Goliath dan dipenggalnya kepalanya. Sehingga semua orang Philistine yang kalah melarikan diri tercerai berai.

Slinger, atau ketepel yang dibawa David bukanlan ketepel mainan dengan karet dan kayu berbentuk V, tetapi senjata yang pada jaman itu sering dipakai dalam perang, kehebatan dan ketepatannya tercatat dalam banyak sejarah sebagai salah satu senjata menembak jarak jauh seampuh panah. Ketepel itu adalah 2 tali yang tengahnya ada kulit dimana batu diputarkan dengan kecepatan sampai 6 putaran perdetik, dan dilepas satu tali sehingga batu akan meluncur dengan kekuatan yang sama dengan pistol 45 mm. Dan bila mengenai kepala musuh bisa menembus batok kepala dan membunuh dengan instan.

Goliath adalah raksasa besar yang tentu kuat sekali dan mampu perang dalam jarak dekat dengan menggunakan senjata besar. Riset menunjukkan hampir setiap raksasa selalu mempunyai kelemahan mata yang kabur dan gerak yang lamban, sehingga dia harus diantar pembantu karena supaya tidak manabrak kiri kanan. Dia mengira David akan datang dan bertanding perang jarak dekat dengannya. Semua orang mengira peperangan itu adalah sebuah pertempuran jarak dekat saling menghantam dengan parang pedang dan tombak.

Ketika David memakai Slinger sambil berlari mendekatinya, tidak ada keraguan lagi bahwa David pastilah mampu mengalahkan Goliath yang berbaju besi, bersenjata berat, dan bergerak lamban itu. Malcolm Gladwel mengatakan bahwa, sebelum bertempurpun, dengan jelas terlihat bahwa David akan menang mutlak. Jadi ini bukan sebuah kebetulan, tetapi sebuah hal yang sudah dapat dipastikan. Karena pertempuran yang terjadi bukan pertempuran jarak dekat yang di harapkan oleh Goliath. Karena pertarungan ini terjadi diluar perhitungan Goliath atau banyak orang yang lain.
Dalam bisnis, ternyata sering yang lebih kecil selalu dapat menang bilamana tahu bagaimana cara bertempurnya. Bagaimana bisa menggunakan cara yang justru menguntungkan si kecil, karena bermain diluar pola permainan si raksasa. Raksasa kuat hanya dalam hal tertentu saja, dia hebat hanya disatu lini saja, tapi di dalam permainan lain raksasa justru akan lemah, karena kehebatan itu hanya ada pada beberapa hal saja.

Sebaliknya, sebuah hambatan, kadang justru akan membuat kita kuat dan hebat. Dyslexia, penyakit kesulitan memahami dan bebahasa, justru membuat orang2 lebih sukses. Richard Branson, Charles Schwab, John Chamber, dan banyak orang sukses lainnya ternyata adalah orang2 yang dyslexic. Sebuah riset memberikan data kasar, sepertiga dari orang dyslexic menjadi orang sukes, hanya karena mereka harus bekerja jauh lebih keras dari orang lain untuk bisa bersaing dengan orang lain.
Kematian ayah dimasa muda juga membuat orang menjadi lebih sukses secara rata2. 12 dari 44 presiden Amerika kehilangan ayahnya saat mereka muda, termasuk George Washington, Thomas Jefferson, Bill Clinton, dan Barack Obama.

Buku ini penuh berisi cerita yang sangat menarik dan mencengangkan, serta memberi pemahaman baru yang berbeda. Bila ada persaingan si kecil dan si raksasa, yang kecil justru lebih mungkin menang, asalkan dia bersaing dengan cara yang berbeda dan memanfaatkan kelemahan si raksasa. Sebuah kelemahan justru dapat berubah menjadi manfaat dan keunggulan, asalkan dilakukan dengan baik dan benar.
*David dalam agama islam adalah Daud