Monday, May 1, 2017

Komodo Express: "he autenthic international indonesIan food"

Panda Express adalah salah satu restaurant yang sering saya kunjungi, harga dan rasanya pas sesuai dengan kemampuan dan selera.

Panda Express merupakan satu2nya chain-restaurant Chinese food yang paling hebat di Amerika. Ada 1900 outlet dengan 29.000 karyawan, dengan penjualan 2 miliar dollar setahun. Semua outletnya adalah milik perusahaan dan belum di franchise kan, dan terus berkembang luar biasa.

Dari orange chicken, walnut shrimp, teriyaki beef, mongolian beef, sampai fried rice and noodle, makanannya enak, walau tidak “Authentic Chinese”, inilah Authentic American Chinese food. Lengkap dengan fortune cookiesnya.

Waktu saya makan di Panda Express, terlihat pelanggannya sangat mix dari orang2 meksiko, chinese, american, japanese, dan segala macam orang lainnya. Rame sekali dan berisik dan “hidup”, walau restoran sebelahnya sepi lenggang.

3 tahun lalu saya pernah tanya dengan VP operasional panda express, apakah ada rencana expansi ke negara lain?, dia bilang tahun ini fokus ekspansi ke mexico, rupanya saat ini sudah ada di korea selatan dan japan bahkan sampai ke united arab emirat.

Makanan adalah fenomena menarik. Kata orang dulu dijaman raja2 perancis, mereka butuh 600 karyawan mengelola makanan kerajaan, dari yang menanam sayur, membuat bumbu, memasak sampai yang menyajikannya. Dan ini hanya untuk keluarga kerajaan saja.

Sekarang Mc Donald juga butuh “600 orang” untuk menyiapkan “masakannya”, dalam supply chain nya (dari petani kentang sampai pabrik kertas, dan kulkas, dan pengiriman barang), tetapi sekarang anda dan saya bisa dengan mudah memakannya. Didunia Mc Donald melayani 68 juta pelanggan setiap hari di 119 negara.

Di Indonesia telah dan akan masuk banyak brand2 resto dan coffeeshop Internasional: Dari Mc Donald, KFC, sampai Din Tai Fung, Wingstop, Yoshinoya. Dari Starbucks, sampai St.Ali. Pilihan jadi semakin semarak, semua orang bisa memilih, dan persaingan semakin membara.

Dijakarta makanan jepang, taiwan, hongkong, singapore, french, amerika, semua sudah masuk bersaing dengan lontong sayur dan nasi uduk.

Kapan kita punya “brand besar” di Indonesia yang bisa punya “ratusan” outlets, bahkan di ekspor ke luar negeri? Gado2 Boplo, Es teler 77, Sate Senayan, J.Co, Rawon Setan, dCost, atau apa ya?

Sepertinya "brand besar Indonesia" belum merata merambah di Indonesia sehingga terlalu sibuk dengan besarnya market yg ada di Indonesia, membuat mereka terlena, terlihat kurang semangat dan fokus untuk ekspansi ke pasar international. Mungkin perlu insentif atau bantuan entrepreneur diaspora indonesia yang sudah paham medan tempur di negara setempat.

kita tentu berharap semoga bisa ada banyak “Brand Resto Indonesia” yang tumbuh besar dan hebat sampai ke pasar International.

Mungkin sekarang ini kita masih berandai2, kedepan akan ada chain-restaurant "the autenthic international indonesIan food", dengan menu makanan gado2 jakarta, rendang, telur dadar padang, sate ayam madura, nasi goreng telor ceplok, ayam goreng serundeng, sop buntut borobudur, lengkap dengan kerupuk palembang dan teh botolnya, dengan mempunyai nama brand "Komodo Express". Salam semangat!

Wednesday, December 30, 2015

The 5 Most Important Questions. ~Peter Drucker

Untuk mencapai sukses seseorang atau sebuah organisasi, baik itu bisnis ataupun organisasi sosial, Almarhum Peter Drucker, Guru Manajemen paling hebat didunia, memberikan 5 langkah sederhana. 5 Buah Pertanyaan yang perlu kita pikirkan dengan mendalam.
1. What is our Mission? --Apa Misi kita?
Menggabungkan ketiga hal: Kompetensi kita, Komitmen kita, dan Kesempatan yang ada, apa yang menjadi tujuan kita, baik jangka pendek ataupun jangka panjang. Apa yang ingin kita capai?
2. Who is our Customers? -- Siapa Pelanggan kita?
Siapa sebenarnya yang kita layani, siapa target market kita, bagaimana sifat mereka. Apakah kita telah mengejar dan melayani segmen pelanggan yang benar? Adakah pergeseran dalam target kita?
3. What does the Customers value? -- Apa yang di Inginkan Pelanggan kita?
Sebenarnya apa yang mereka hargai, yang mereka inginkan, dari kita? Apa yang dapat membuat mereka memilih kita, dan bukan kompetitor kita? Benarkah yang kita tawarkan adalah hal yang penting untuk mereka? Apakah kita sudah mengidentifikasi dengan benar nilai2 apa yang mereka benar2 inginkan dari hubungan ini?
4. What are our results? -- Bagaimana Hasil kita selama ini?
Kita telah melakukan berkali kali, apa yang benar dan apa yang salah? Mengapa hasil kita kurang sempurna? Apa yang berhasil dari upaya kita selama ini, apa yang tidak, dan mengapa?
5. What are our plan? -- Apa Rencana kita?
Melihat hasil keempat hal diatas, dan dengan memahami dan mengecek kembali kebenarannya, maka Apa Rencana kita sekarang? Apa yang akan kita lakukan kedepan ini? Apa yang menjadi target, dan tindakan2 yang akan kita lakukan seminggu kedepan, sebulan kedepan, setahun kedepan ini?
Pertanyaan2 ini berlaku untuk setiap profesional, untuk sebuah restoran, pabrikan, perusahaan jasa, toko kelontong, ataupun organisasi sosial. Berlaku untuk anda dan saya. Selamat berpikir, merencanakan, dan melaksanakan sukses anda ditahun depan. Salam semangat.

Perjalanan Hidup.

Setiap manusia dilahirkan dengan sebuah kelengkapan perasaan, ada suka ada duka, ada sakit ada kenikmatan, ada kecintaan ada kepedihan, ada manis ada pahit, ada kebahagiaan dan ada kesedihan.
Mereka datang sebagai saudara kembar, yang silih berganti menjenguk kita, menemani kita dan membesarkan diri dan jiwa kita.
Cinta melahirkan keajaiban, cinta menciptakan pesawat terbang, menemukan benua Amerika, membuat komputer dan internet. Cinta melahirkan kebesaran dan keagungan. Cinta yang agung salalu menyentuh kita dan menitikkan air mata haru.
Kita harus belajar menikmati kesedihan kita. Kegagalan adalah saudara kembar kesuksesan, tak ada arti tawa bila tangis tidak kita lalui. Lihatlah betapa dekat mereka: Orang yang sangat berbahagia akan menangis dan orang yang sangat sedihpun tertawa hambar. Hidup penuh dengan semua hal itu dan terjadi pada semua orang. Presiden ataupun tukang becak akan sama bahagia dan sedihnya menghadapi keagungan kehidupan ini.
Ketika kita sudah mulai dapat menikmati kesendirian kita tanpa kesepian, merangkul kesedihan kita tanpa menyalahkan, maka secara perlahan kita mampu mengupas duka kita sehelai demi sehelai dan menjadikannya rasa syukur dan suka cita.
Kata Khalil Gibran: Kebahagiaan adalah kesedihan yang telah terbuka kedoknya. Tawa dan tangis berasal dari mata air yang sama.
Ketika kita mengejar sukses dan kebahagiaan, kita akan terperangkap dan terjebak pada hutan liar. Kupu2 hanya akan datang sendiri saat kita diam dan termenung menikmati kesedihan kita. Karena ketika ketenangan menjenguk kita, semua akan terlihat lebih terang, tanpa perlu menyilaukan.
Kegelapan dapat menyembunyikan meja, kursi, pohon, batu, gunung, tetapi ia tidak dapat menyembunyikan cinta.
Nikmatilah apapun yang datang dan menjenguk anda. Arti terbesar hidup ini pada akhirnya adalah perjalanan hidup ini sendiri. Tidak ada tujuan akhir, yang ada hanyalah sebuah perjalanan panjang yang harus kita nikmati. Yang ada hanyalah rasa syukur yang dalam dan cinta tanpa batas waktu.

Growth Mindset vs. Fixed Mindset.

Ada sekelompok anak kecil dari IQ yang berbeda beda, dan mereka diberi puzzle yang semakin lama semakin sulit, sampai pada titik diatas batas kemampuan mereka. Ternyata ada yang begitu tidak bisa langsung menyerah dan tidak mau melakukan lagi, ada yang semakin bersemangat dan mencoba terus walaupun tidak bisa.
Carol Dwek, telah melakukan riset berpuluh tahun tentang bagaimana cara otak bekerja. Secara umum Carol Membagi dua type: Growth Mindset, otak yang mau berkembang terus, terutama sangat suka belajar dan menjadi lebih baik dengan berjalannya waktu. Atau Fixed mindset, otak yang menganggap kwalitas IQ yang paling penting, bukan upaya. Dan mudah sekali menyerah karena menganggap dia memang tidak bisa, walaupun berusaha akan sama saja.
Thomas Edison (inventor terbesar), Wright Brothers (penemu pesawat terbang), Jackson Pollock (pelukis Amerika), Marcel Proust (penulis Perancis), Elvis Presley, Ray Charles, dan Charles Darwin (Teori Evolusi), semuanya punya kesamaan: Sekolahnya tidak bagus, dan dikatakan gurunya tidak akan punya masa depan cerah. Tetapi mengapa mereka bisa menjadi ahli di bidangnya, dan sukses besar? Menurut Carol Dwek, mereka memiliki Growth Mindset, cara berpikir yang melihat bahwa kegagalan adalah kesempatan untuk belajar lagi. Dan mereka tidak pernah berhenti belajar, memperbaiki diri, memperbaiki diri lagi.
Pertanyaan: Ketika nilai ujian anda C (padahal mengharap A), kena tilang, dimarahi orang tua, apa yang anda katakan pada teman anda? Fixed Mindset: Aku memang selalu sial; Aku memang berotak tumpul, selalu sial; Ibuku tidak cinta aku lagi; Hidup tidak adil, aku sudah kerja keras orang lain mencontek dapat A. Sedangkan pada Growth Mindst: Wah aku mesti kerja lebih keras ternyata soalnya sulit2; Lain kali kalau jalan lebih hati2 lah; Ibu mungkin sedang ada masalah, ya aku mengalah dulu, lain kali lebih hati2 kalau bicara dengan beliau.
Di Columbia University, ada brain-wave lab, dicobakan pada mahasiswa. Ketika mahasiwa diberi tahu jawaban ujian mereka salah, ternyata mahasiswa dengan Fixed Mindset tidak berniat mencari jawaban yang benar atau apa kesalahan yang telah dilakukannya yang harus diperbaiki. Pemilik Growth Mindset justru sangat antusias tahu apa yang bisa diperbaiki untuk lain kali.
Orang2 dengan Fixed Mindset terpaku pada status: Juara, terbaik, tercantik. Kekalahana adalah neraka dan segalanya terpenting pada “status”. Melihat kesuksesan sebagai hitam putih. Juara atau orang yang tak berguna. Terbaik atau tidak sama sekali. Padahal orang2 sengan Growth Mindset, lebih mementingkan upaya dan keyakinan akan bisa lain kali kalau kita mau memperbaiki diri. Mengakui kegagalan, merangkul kesedihan, dan mau memperbaiki diri dan tidak merasa malu. Angka bukanlah segalanya, yang terpenting kita menjadi manusia lebih mampu dengan mempelajari kehidupan.
Ketika kita memuji anak atau anak buah, selalu pujilah pada upayanya, jangan terlalu memuji hasilnya. Pujihan perbaikan yang telah dia tunjukkan dan pujilah upaya untuk berusahanya. Sukses itu hanya hasil samping akan pekerjaan yang kita lakukan dengan baik.
Orang2 dengan Growth Mindset selalu melakukan “purposeful engagement”, keterlibatan total dengan itikad yang jelas, dalam melakukan pekerjaannya dan menjalani kehidupannya. Angka penting, tapi bukan segalanya. Tujuan membawa arah gerak yang benar, tapi tetap yang terpenting adalah upaya kita. Kalau kita sudah melakukan yang terbaik, hasil adalah nomor dua. Pembelajaran adalah kunci sukses. Salam sukses untuk anda.

Friday, October 2, 2015

Penyesuaian Kehidupan

Dari kacamata seorang allien yang kebetulan mampir ke bumi dan tidak paham kebiasaan manusia: Melihat 22 orang dewasa berebut sebuah bola, dengan pengawas yang semprit sana semprit sini, dan semua berusaha memasukkan bola kesebuah gawang, dilihat oleh sepuluh ribu orang lain yang berteriak teriak, adalah hal yang aneh.
Demikian juga ketika allien itu melihat: Disebuah padang rumput hijau ditengah kota yang padat, keseriusan 4 orang dewasa memukul bola kecil dengan tongkat, berjalan jauh dan memukul lagi, dan berusaha memasukkan pada satu lubang kecil yang ditandai dengan bendera kecil. Dia takjub, ada apa ini, pikirnya.
Kita selalu melihat orang lain dengan heran, aneh, dan merasa tidak masuk akal. Mengapa orang itu rela berhara kiri di Jepang hanya karena malu? Mengapa seorang ayah memukul anak dibenarkan di India? Mengapa seorang bule memanggil ayahnya dengan nama nya saja dan sepertinya tidak hormat sama sekali? Kita tidak paham, merasa aneh, dan "menyalahkan" mereka.
Dalam kehidupan yang beragam ini, ternyata antara kita dan ayah kita, antara suami istri, antara pelanggan dan penjual, antara pembeli satu dengan pembeli lainnya, semuanya memiliki perbedaan yang kadang sulit dipahami. Dan pada akhirnya seorang individu akan memiliki pola pandang yang beda dengan siapapun.
Sebagai seorang sales, seorang sahabat, seorang karyawan, seorang anak, seorang guru, harus memahami hal ini akan lebih mampu membuka wawasan pemikirannya sendiri dulu, dan lebih tidak menyalahkan orang lain, sebelum kita menyalahkan orang lain. Kita harus mampu beradaptasi dan menyesuaikan diri sengan orang2 yang kita hadapi dalam kehidupan kita.

Saturday, September 26, 2015

Menikmati Quote

“Hidup sungguh sangat sederhana. Yang hebat-hebat hanya tafsirannya" ~Pramoedya Ananta Toer
--
Menikmati "Quote" adalah sebuah kebiasaan menarik, dari Twitter, Seminar, Buku, dan tulisan sehari2 disekeliling kita, Quote, kutiban, menjadi kuat: sering menarik, lucu, bahkan kadang menggigit.
Mungkin karena otak kita lebih mudah menerima cerita, dari pada kuliah, sehingga "quote" sering mewakili diri menjadi "cerita" pendek, yang memukau.
Ada teman yang berpendapat quotes adalah bullshits, tidak real, dan cuma untuk pemimpi. Tetapi sebenarnya bukankah hidup ini sejujurnya sebuah "mimpi"?
--
“Lebih baik diasingkan daripada menyerah pada kemunafikan”
“Hanya ada 2 pilihan, menjadi apatis atau mengikuti arus. Tetapi aku memilih untuk jadi manusia merdeka”
~Soe Hok Gie
--
Dari Gie sampai Goenawan Mohamad, dari Einstein sampai Winston Churchill, dari Chairil Anwar sampai Mary Oliver, semuanya membawa kita pada sebuat pemikiran dalam, hanya karena beberapa kata atau kalimat yang "pas".

Priority

Pada jaman ini, dalam kehidupan dan kesibukan kita, sering kita tidak punya cukup waktu untuk mengerjakan semuanya. Kita telah “terbiasa” menerima dan mengerjakan semua hal, apa saja, baik yang penting ataupun yang tidak. Kita selalu berupaya menyesakkan tugas dan pekerjaan kedalam waktu kita yang terbatas.Mengurbankan pikiran dan tubuh kita.
Perlu sebuah keberanian untuk mematahkan rutininas dan memikirkan kembali apa yang sebenarnya penting untuk diri kita dan perusahaan kita. Mungkin perlu sebuah waktu dan ketenangan untuk mulai mengawasi kembali rutinitas kita, mulai awal Senin ini, melihat, apakah rutinitas yang saya lakukan ini sebenarnya memang benar2 “harus” saya lakukan ataukah, bisa saya delegasikan, tunda, atau malah hilangkan sama sekali.
Berani berkata “tidak”, untuk menolak hal2 yang sebenarnya cuma “urgent” saja tapi tidak “important”, dan mungkin juga kita lakukan sekedar memberi muka sahabat lama. Berkata “Maaf, saya sudah terlalu sibuk” akan memutus banyak ketidak harusan yang bisa kita tolak untuk kerjakan.
Pikirkan prioritas kehidupan kita sendiri.Melakukan yang penting tapi telah tertunda lama.Begitu banyak hal penting yang tidak mendesak telah kita tunda bertahun tahun.Banyak hal2 "penting" yang bersembunyi dibalik kata "nanti dulu" itu.Mengerjakan yang 20% tapi menghasilkan 80%, seperti kata Pareto. Sudah waktunya kita mengerjakan hal2 yang dulu kita beri tanda "suatu hari nanti" saya akan...
Senin, selalu awal sebuah Minggu baru yang enak, mari kita mulai lagi, “Memilih” yang tepat untuk kita kerjakan. Lihat aktifitas kita kembali, mana yang perlu, mana yang tidak. Kalau seandainya anda Cuma bisa bekerja 4 jam sehari, mana yang anda kerjakan dan mana yang tidak. Ini akan mengerucutkan pilihan kita akan hal2 penting dalam hidup kita.
Kerja kita, sering secara pelahan: sistematis, terstruktur dan masif, membelenggu kita, seperti sebuah gurita besar yang tak habis2nya belalainya, mencengkeram waktu kita pada sebuah rutinitas kerja yang tidak efektip. Mari kita putus, dan bebaskan diri kita kembali. Pertanyakan semua aktifitas kita: Perlukah ini untuk sukses besar masa depan saya yang sesuai dengan cita2 saya?
Selamat memulai kembali perjalanan kehidupan ini.Salam sukses untuk kita semua.