Monday, September 23, 2013

Managing Oneself ~Peter Drucker

Napleon, Da Vinci, Mozard, Steve jobs, Obama, atau siapapun yang hebat, dapat mencapai kesuksesannya karena mampu mengatur dirinya. Managing Oneself adalah tulisan almarhum Peter Drucker di Harvard Business Review March 1999 dan terpilih masuk dalam “10 must-read articles of HBR”, terbitan khusus On-Point Winter 2009. Saya ringkas sebagai berikut:

** What Are My Strength? ** Apa sebenarnya kelebihan saya dibanding orang lain? Peter Drucker berpendapat kita sering sekali salah dalam menganalisa diri kita sendiri. Satu2nya cara yang benar adalah saat kita mengambil keputusan melakukan sesuatu yang besar, kita catat apa harapan hasil dari tindakan itu, dan membandingkannya dengan kejadian yang sebenarnya. Dengan demikian secara berturut turut dalam 2 atau 3 tahun, kita akan benar2 tahu dimana kelebihan kita; kekuatan kita yang sebenarnya. Peter Drucker sendiri mengatakan dia saja sering salah dalam menganalisa dirinya sendiri, dan hanya “feedback analysis” saja yang mampu menjadi bukti yang tepat.

Konsentrasikan diri anda pada kekuatan anda, lebih pertajam kelebihan anda, dan berhati hatilah dalam mengambil keputusan atau tindakan pada keputusan2 dimana anda kurang mampu. Skill set apa yang terbaik yang ada pada diri anda? Kemampuan teknis, persuasi, mengatur anak buah, mempengaruhi orang, negosiasi, networking; cocokkan kemampuan anda dengan hasil yang dicapai ketika anda melakukan hal tersebut.

**How Do I work?** Bagaimana cara saya bekerja yang paling efektip? Anda lebih mudah belajar dari membaca, mendengar, atau mencontoh orang lain melakukan sesuatu? Tiap orang berbeda dalam keadaan lingkungan yang berbeda, kita harus memaksimalkan lingkungan kita menunjang pencapaian terbaik yang cocok dengan cara kerja kita. Ada yang mudah bekerja sendiri, ada yang lebih nyaman bekerja kelompok. Ada yang mejanya kacau dan suka bekerja larut malam, ada yang harus pada jam kerja dan duduk rapi dikantor. Stress membuat sebagian orang berhenti bekerja, sementara orang lain malah lebih tertantang. Setiap orang berbeda.

**What Are My Values?** Nilai2 apa yang saya anut? Etika hanyalah sebagian dari Values. Values adalah hal2 yang saya anggap penting dalam kehidupan kita. Semua orang semua perusahaan menginginkan profit, tapi ada seribu jalan menuju profit, dan bagaimana kita melakukan pekerjaan selalu didasari oleh nilai2 yang kita anggap penting. Peter Drucker pada saat muda berhasil menjadi pialang saham sukses di London, tapi dia tidak menemukan kebahagiaan dalam pekerjaannya, dia tidak ingin menjadi orang terkaya di kuburannya. Maka dengan segala keberanian dia pindah kerja dan memulai dari awal lagi.

Samakah Nilai2 yang anda anut dengan kelompok kerja anda, samakah dengan Nilai2 yang dianut perusahaan anda? Kwalitas, service, pembelajaran tanpa habisnya, bisnis yang sukses, fokus pada klien, design, tepat waktu, produk, teknologi maju, mewah, irit, atau apa yang menjadi nilai2 penting anda; harus ada “pilihan”, tidak bisa mau semuanya. Selaraskan 3-5 value terpenting anda dengan value perusahaan anda, dan itu jadi kunci pilihan tindakan.

**Where do I Belong?** Berdasarkan kekuatan dan kelebihan kita, dan memahami cara kerja terbaik kita, serta dengan menjunjung nilai2 yang kita anut, maka sebenarnya dimanakah seharusnya saya berada? Ketepatan keempat hal diatas akan membuat kita berubah dari pekerja yang biasa menjadi perkerja yang luar biasa. Kebanyakan orang tidak jelas akan hal ini, dan terus mencari yang tercocok untuknya. Selalu pertanyakan kembali hal2 diatas, dan lihat serta sesuaikan dengan tempat kerja yang anda idamkan.

**What can I Contribute?** Apa yang dapat saya sumbangkan? Dijaman dulu, kita diharuskan mengerjakan pekerjaan kasar yang jelas hanya memperdayakan otot kita untuk menyelesaikannya. Tetapi sekarang dengan lebarnya tugas dan luasnya lingkup pekerjaan seorang profesional, maka kita mempunyai “kebebasan” untuk memilih titik fokus2 apa yang akan kita lakukan. Berikan hasil terbesar yang dapat kita berikan kepada perusahaan, masyarakat, atau pun diri kita sendiri.

Rahasia efektivitas kerja adalah pemahaman atas diri kita dan pemahaman atas orang lain yang bekerja bersama kita. Dengan memfokuskan pada kekuatan masing2 maka sukses akan lebih mudah diraih. Tentu, semua itu bukan hanya untuk dijabarkan saja, tapi benar2 dilakukan dalam tindakan2 nyata yang berkelanjutan. Salam Sukses Selalu untuk semua.

Tuesday, September 10, 2013

Bekerja dengan cinta

Bekerja dengan cinta adalah menganggap pekerjaan sebagai “panggilan”. Pekerjaan sebagai sebuah kenikmatan. Bekerja sebagai bagian dari passion, gairah kehidupan, dan sebagai sebuah kesempatan untuk berkarya, merealisasikan jati diri. Tanpa dibayarpun mau mengerjakannya dengan sebaik baiknya, apalagi dibayar banyak. Harapannya adalah dapat mengerjakan sebaik baiknya untuk kebaikan orang banyak.

Kata Khalil Gibran, bekerja dengan cinta itu seperti menyulam kain dari benang2 yang keluar dari jantungmu, untuk membuat pakaian kekasihmu. (It is to weave the cloth with threads drawn from your heart, even as if your beloved were to wear that cloth.) Adakah kenikmatan dan cinta pada pekerjaan kita?

Dengan menginjak bumi dan menggapai langit kita tetap pada prinsip, bisnis adalah sebuah alat mencapai keuntungan (menginjak bumi), kitapun harus memiliki idealisme untuk menikmati pekerjaan kita dan menjalankan sesuai dengan nurani dan jiwa kita (menggapai langit). Selamat bekerja.

Masa lalu, masa kini, dan masa depan. Apa orientasi pemikiran waktu anda tentang kerja?

M3: Masa lalu, masa kini, dan masa depan. Apa orientasi pemikiran waktu anda tentang kerja?

Dalam salah satu acara yang sudah cukup lama lalu, Pak Dahlan pernah mengatakan bahwa beliau tidak pernah menyimpan penghargaan ataupun tulisan ataupun berita tentang dirinya sendiri. Yang lalu ya sudah, yang terpenting adalah yang akan datang.

Pak Dahlan adalah orang yang disebut "Dream Driven", orang yang kebanyakan waktunya dipakai untuk berpikir tentang masa depan. Visionary, pemimpi2 besar, pemimpin besar, adalah type ini. Dalam kehidupan mereka kabanyakan waktu mereka dipakai untuk memikirkan masa depan. Masa lalu dianggap tidak penting karena sudah lewat, masa kini dipakai sebaik mungkin untuk merealisasikan mimpi masa depan.

Artis, orang2 fashion, dan hedonis sangat berpikir tentang saat ini. Kebanyakan waktunya dipakai untuk "live for today", hidup hanya untuk hari ini dan sekarang. "Reality Driven" mementingkan realitas sekarang. Besok adalah besok, kemarin adalah kemarin. Yang penting hari ini hidup bisa enak, bisa dirasakan dulu. Yang penting sekarang cantik, sekarang senang, masa depan biarkan.

Type ketiga adalah orang2 yang selalu memikirkan masa lalu, orang2 nostalgic, orang2 "Memory Driven", yang selalu membayangkan kejayaan masa lalu. Masa2 dulu ketika sukses, masa2 muda yang hebat dan telah lewat, dan tidak hidup pada kenyataan ataupun pada masa depan.

Setiap manusia tentu merupakan campuran ketiganya, berapa persen waktu anda yang anda pakai untuk memikirkan masa lalu, masa kini, dan masa depan, itulah yang menentukan apakah anda "Dream Driven, Reality Driven, ataupun Memory Driven." Umumnya orang mempunyai tendensi ke salah satu dari ketiga hal ini, baik dari jabatan, industri, pekerjaan, ataupun kebiasaan dan kultur. Dan setiap individu bisa beda.

Secara garis besar, orang Amerika lebih Dream Driven, orang Asia lebih Reality Driven dan orang Eropa lebih Memory Driven, walaupun ini bukan berarti kita men-generalisasi semuanya, dan banyak pengecualian pada tiap2 individu masing2. Usia juga mempengaruhi, yang lebih muda seharusnya lebih "Dream Driven" yang sudah tua boleh "Memory Driven"

Tegantung apa tujuan hidup anda, dan apa yang anda yakini, ketiganya tentu baik, kombinasi sangat penting, dan seberapa keras anda bekerja, seberapa besar kesempatan yang ada, dan seberapa mampu anda bersaing dalam bisnis lebih penting dalam menciptakan sukses anda. Tetap saja pemahaman akan waktu ini membuat kita kembali berpikir untuk memberikan keseimbangan yang baik untuk diri kita sendiri.

Tuesday, September 3, 2013

Semangat Kehidupan

Kehidupan yang keras dan persaingan yang kejam, kadang membuat kita menjadi lemah, hambar, dan lelah. Kita selalu membutuhkan hal-hal yang menyehatkan dan menguatkan semangat jiwa kita. Temukan sendiri cara apa yang cocok untuk anda: bermimpi, berdoa, meditasi, mendengarkan musik, membaca buku, menari atau berolah raga. Salam damai

Berbagi Kebahagiaan

Ada seorang anak yang tertawa riang ketika berhasil menjual pita dan diberi uang 1 dolar. Betapa murahnya kebahagiaan bagi sebagian orang. Hal - hal yang kita anggap kecil adalah hal besar bagi mereka. Bermurah hati, berbagi pujian, berbagi senyuman, adalah sumbangsih sederhana kita untuk orang - orang sekeliling kita. Membawa kebahagiaan kepada mereka, juga memberikan kebahagiaan bagi diri kita sendiri.

Bisnis dan Pekerjaan perlu melewati tahapan dan proses perbaikan yang berkelanjutan

Dalam bisnis atau bekerja tidak ada satu halpun yang langsung menjadi sukses sempurna, semuanya melewati tahapan dan proses perbaikan yang berkelanjutan. Kita memulai dari sesuatu yang baik atau buruk, dan tetap menjalankan dan memperbaiki hal itu secara berkelanjutan, sehingga hasil akhirnya menjadi luar biasa. Butuh ketekunan dan kemauan untuk bertahan dan melakukannya terus dengan tekun dan semakin lebih baik.