Friday, January 25, 2013

Kita, mau atau tidak, harus berlari sesuai perjalanan jaman

Lukisan, Lilin dan Kuda : Segala yang hilang fungsi-utama nya, menjadi seni dan hobi.

Kemarin di jalan saya melihat seorang lelaki yang terlalu kekar, besar, berotot luar biasa, jadi ingat filem “300”. Dijaman dulu, berperang adalah kegiatan yang sangat penting, dan orang dinilai berdasarkan kemampuannya pergi ke medan perang, setelah jaman berubah dan perang hanyalah dengan menekan tombol nuklir dan pesawat tempur, maka menjadi kekar kehilangan nilai berharganya. Jaman ini menjadi kekar adalah sebuah hobi dan sebuah seni bina raga. Seni bela diri yang dulu dipakai untuk bertarung dan berperang, sekarang dengan adanya pistol, menjadi sebuah seni bela diri, lebih seni dari bela diri.

Seratus tahun lalu kita membaca dimalam hari dengan menggunakan lilin. Lilin adalah alat penerangan untuk membaca atau bekerja di ruangan saat malam hari. Setelah ada lampu, lilin menjadi perangkat untuk makan malam romantis, atau untuk acara doa dan ritual.

Kuda dan dokar, dulu adalah alat pengangkutan. Fungsi utama kuda adalah alat transportasi. Setelah ada kereta api, mobil, dan pesawat terbang, kuda adalah barang “seni”, dan andong dokar jadi perangkat wisata. Kadang2 sih masih ada ditempat tertentu yang masih berfungsi sebagai alat transportasi sehari hari juga, tetapi semakin jarang.

Lukisan dulu dipakai untuk melestarikan wajah orang kaya dan bangsawan di Eropa, kemewahan besar untuk dikenang orang. Dengan adanya fotografi, kita dengan mudah dan murah mengabadikan wajah siapa saja. Sekarang lukisan jadi barang seni untuk kolektor, barang dagangan di galeri, dan penghias ruangan. Dengan majunya digital photography, filem dan cetakan foto juga sudah mulai menjadi “barang seni” juga.

Menulis surat, yang dijaman saya muda dulu (ahhh, pengakuan diri kalau sudah tua!), adalah kebiasaan yang rutin. Sekarang sudah menjadi aneh menerima kartu natal, lebaran dan ulang tahun (sudah lama sekali tidak lagi berkirim surat dan kartu!). Apa guna perangko, mesin ketik, dan kartu?

Masih ingat filem: The 6th Day (Arnold Schwarzeneger), dan Demolition Man (Sylvester Stallone)? Teknologi cloning, dengan suksesnya beri2 yang di clone dengan sukses beberaqpa belas tahun lalu, membuat kita bertanya, apakah kloning manusia belum terjadi atau sudah, kita belum tahu. Suatu saat, ketika kita sudah bisa dengan mudah bisa meng-clone manusia, mungkinkah sex hanyalah menjadi seni dan hobi, karena fungsinya menghasilkan keturunan telah hilang dan digantikan teknologi juga?

Segala yang telah hilang fungsinya menjadi seni: kuda, lilin, lukisan. Kita bergerak maju sesuai kemajuan jaman dan teknologi. Suatu hari, kertas, buku, juga akan menjadi digital. Bahkan uang sudah tidak lagi laku diganti dengan kartu kredit. Kita, mau atau tidak, harus berlari sesuai perjalanan jaman.

*Tanadi Santoso

*Silahkan share buat teman2, salam weekend.

1 comment:

  1. Ma'af, tapi setahu saya 'nothing to lose' terjemahannya adalah: Tak ada ruginya (toh). Seperti perkataan seorang lelaki putus asa yang rela mati demi membalas dendam, seluruh anggota keluarganya telah tewas, maka dia selalu bilang: "I have nothing else to lose", yang artinya: "Aku sudah tak memiliki apapun, jadi tak ada ruginya melakukan ini."

    ReplyDelete