Dalam setiap perjalanan sukses seseorang, selalu ada “sepenggal” jalan berlubang lubang berbatuan dan melelahkan. Kadang2 penggalan jalan ini terlalu panjang dan melelahkan.
Bagaimana kita menghadapi kesulitan yang berkepanjangan menjadi tolok ukur penjangkauan sukses kita. Kejenuhan, kebosanan, dan kelelahan kadang membuat kita ingin mengaku kalah saja dan menyerah.
“Resilience” atau “ketabahan” kita dalam menghadapi semua ini menjadi hal penting dalam mencapai tujuan perjalanan kita. Diane L. Coutu menjabarkan di Harvard Business Review tentang 3 kunci resilence. Tentang orang2 yang berhasil melewati rintangan2 panjang kesulitannya.
Pertama adalah kesadaran kita untuk “menerima kenyataan” yang terjadi, sebagai sebuah kenyataan. Optimisme adalah baik, tetapi tetap kita harus sadar dan tidak dibutakan oleh selimut optimisme yang palsu. Kita harus mau menerima keadaan yang ada.
Kedua kita butuh “menemukan arti” dalam perjalanan kepahitan ini. Menemukan sebuah makna akan membuat kita tegar pada nilai2 yang kita yakini, pada core value kita sebagai perusahaan atau manusia yang punya keyakinan. Hal ini penting dalam mengarungi perjalanan sepenggal kepahitan panjang ini.
Ketiga adalah “kreativitas”, kemampuan kita melakukan apa yang dapat kita lakukan dengan apa saja yang masih ada pada kita. Karena pada titik tekanan terberat, sebenarnya otak kita mampu menemukan “solusi sementara” dan bertahan dulu disana. Keterdesakan biasanya memberikan solusi solusi baru yang memang diluar kebiasaan kita.
Setiap individu sukses pernah, akan, atau sedang mengalami bagian yang pahit dari perjalanan suksesnya. Yang bisa kita lakukan hanyalah melakukan yang terbaik dengan ketabahan yang cukup untuk menyelesaikan penggalan perjalanan ini. Suatu saat, kita akan juga jalan pada jalan kesuksesan kita. Selamat berjuang.
No comments:
Post a Comment