Friday, June 26, 2015

Perubahan Wajah Marketing

Seorang pelanggan dari Target menerima brosur paket iklan dan kupon2 diskon untuk produk2 kehamilan, yang kebetulan dirumah diterima oleh ayahnya. Ayahnya segera menelpon manager Target dan marah2 besar bagaimana Target begitu ngawur mengirimkan diskon kepada anaknya yang belum menikah.
Dua hari kemudian Manager Target mendatangi rumah pelanggan itu untuk meminta maaf. Ternyata sang ayah keluar dengam muka muram dan bilang tidak perlu minta maaf, karena benar anaknya ternyata hamil. Target, sebuah perusahaan retail besar di Amerika seperti Walmart telah menggunakan "Big-Data" untuk menganalisa pelanggannya dan lebih mentargetkan upaya marketingnya.
Big-Data, adalah sebuah trend besar dunia internet baru, yang memanfaatkan besarnya data yang ada di dalam dan diluar perusahaan untuk menganalisa trend, dan mencari "insight" bagaimana dapat lebih efektip dalam berbisnis. Hal ini dimungkinkan karena semakin banyaknya jejak kita yang ada di dunia maya.
Kemana kita pergi, apa yang kita beli, website apa yang kita kunjungi, siapa sahabat kita di facebook dan linkedin, siapa yang kita telpon dari handphone kita, semuanya membuat mudahnya pemetaan kehidupan kita. Semuanya ada di "cloud" dunia maya yang dapat dimanfaatkan orang untuk apa saja.
Komputer yang ada di "Target" membaca data bahwa orang hamil memiliki kebiasaan membeli produk a,b, dan c, dan berhenti membeli x, y, dan z, dan ada kebiasaan baru beli barang p dan q. Dari sekian data, hal itu berarti 99.8 persen orang itu hamil. Maka secara otomatis komputer akan mengirimkan brosur2 kehamilan dan kupon diskon yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Google dan amazon adalah dua perusahaan dengan Big-Data yang selalu dipelari dengan seksama. Marketing pun mulai berubah wajahnya karena kemampuan komputer dan penyimpanan data yang super besar mulai dapat melakukan pengecekan alogaritma yang mampu membuat mesin paham akan keadaan kita dengan sangat jelas.
Dunia kedepan akan berubah lagi wajahnya. Kita menjadi semakin terpantau, alamat kita dapat dilihat google earth, foto kita tercecer dimana mana di dunia maya, kita berada dimana dapat dilacak GPS, siapa saja yang kita telpon, kita email, dan kita follow dapat di pelajari melaluai Big Data. Akan ada lompatan baru lagi dalam pemetaan data kita di dunia ini. Selamat datang pada dunia baru.

Tuesday, June 2, 2015

The power of kepepet

Terlalu banyak dari kita yang merasakan betapa powerfulnya "The Power of Kepepet" dalam pekerjaan kita. Hal2 yang tidak selesai dalam seminggu bisa selesai dalam sehari. Segalanya jadi "mungkin" dan bisa. Sehingga kita kecanduan adrenalin rush dari perasaan kepepet ini.

Tetapi berapa banyak yang benar2 bisa menghasilkan "kerja hebat" dalam kepepet nya waktu? Pekerjaan bisa selesai, tetapi jarang selesai dengan hasil luar biasa. Karena kita tidak memberikan "yang terbaik" yang kita bisa, karena keterbatasan waktu.

Ada 4 kwadran pekerjaan, dimana prioritas kerja anda tergantung apa tujuan hidup anda. Kita sering tidak memperhatikan apa yang kita kerjakan, dan hanya mengalir bersama berjalannya waktu. Ketika kita tidak dapat menguasai waktu, maka kita menjadi budak waktu itu sendiri.

Yang tidak mendesak dan tidak penting, kwadran sia2, ini kwadran terburuk dimana kita ngobrol dan bergosip tanpa makna, bermain game berlebihan, mengerjakan hal2 yang tidak perlu, atau sekedar rileks yang berlebihan. Kwadran ini secara rata2 memakan 20 persen waktu kita, yang seharusnya dapat kita selamatkan.

Yang mendesak dan tidak penting, kwadran distraksi. Ini lebih celaka lagi, karena sering memberi ilusi seolah olah penting. Penghabisan waktu terbesar adalah mengerjakan dengan efisien hal2 yang sebenarnya tidak perlu kita kerjakan. Dan kwadran ini memakan 25 persen waktu kita. Telpon dan BBM yang centang centing memanggil, untuk urusan orang lain yang tidak penting, meeting yang tidak bermakna, sampai menyiapkan dan membaca laporan2 yang tidak perlu.

Yang penting dan mendesak, kwadran kebutuhan. Nah inilah yang menjadi "the power of kepepet" itu. Waktu yang tinggal sedikit, karena detik2 deadline yang mendesak, krisis pekerjaan, project yang sudah terlambat pengerjaannya, dan waktu eksekutip sering terbenam 30 persen disini tanpa disadarinya.

Kwadran terpenting, Yang Penting tapi Tidak Mendesak, kwadran "Hebat", sering tidak terlalu diperhatikan. Memang masih ada 25 persen waktu kita disini, tetapi alangkah indahnya kalau disini bisa kita berikan 60 persen waktu kita. Tentu kita akan menjadi manusia yang lebih efektip tanpa krisis2 yang membuat stress berkepanjangan. 

Kwadran hebat ini berisi perencanaan kerja yang baik, kerja proaktip akan hal2 yang penting, waktu2 berpikir kreatip atas kerja kita, memimpin dan membimbing anak buah secara berkala, belajar dan mempertajam ilmu kita, ataupun memperbaiki hubungan dengan orang2 kunci dalam hidup kita.

Setiap kita menghadapi pilihan akan apa yang harus kita selesaikan dulu, maka ada baiknya kita berhenti sejenak dan merenung, masuk kwadran mana pekerjaan ini. Hindari yang tidak penting dan tidak mendesak, delegasikan atau abaikan yang mendesak tapi tidak penting, kerjakan yang mendesak dan penting, dan yang lebih penting lagi, kerjakan selalu yang penting tapi tidak mendesak.

Bila kita melakukan terus hal2 yang penting tapi tidak mendesak, maka pelahan lahan, tidak ada lagi krisis pekerjaan dalam "yang kepepet" karena semua yang penting telah kita kerjakan dengan lebih baik jauh sebelum hal itu menjadi krisis.