Saturday, January 26, 2013

How to Increase Your Luck Factor

Menjadi manusia yang lebih beruntung.

Richard Weisman melakukan percobaan pada 2 orang muda: yang satu mengaku selalu bagus keberuntungannya, yang satu selalu mengatakan dia sial. Kedua orang muda tersebut, pada hari yang berbeda, diminta ke sebuah warung kopi menunggu dia. Dari tempat jalannya memang “dipasangi” uang di jalan 50 dollar, dan di warung kopi itu ada seorang pengusaha sukses diminta
duduk.

Pemuda yang selalu beruntung ternyata menemukan uang 50 dollar dilantai jalan menuju warung kopi dan ketika menunggu sempat kenal dengan pengusaha sukses yang duduk disana; sementara pemuda yang selalu sial ternyata jalan tidak menemukan uang tersebut dan tidak juga menggunakan kesempatan berkenalan dengan pengusaha sukses itu.

Luck, Hokkie, Keberuntungan, Rejeki, Serendepity (kebetulan); dari mana datangnya? Apakah hal ini dibawa dari lahir, telah menjadi suratan langit, ataukah perilaku kita yang membentuk keberuntungan kita? Menurut majalah Psychology Today, ada 5 hal yang dapat membuat kita menjadi lebih beruntung.

Satu: “See Serendipity Everywhere”, Lihatlah “Kebetulan” itu ada dimana mana. Kemauan kita untuk membuka mata, membuka pikiran, mau menerima ketidak pastian, dan berupaya untuk selalu “melebarkan diri”. Buka mata pada semua keadaan, berpikiran terbuka dan selalu melakukan observasi. Memperlebar persahabatan network anda, pergi ketempat berkumpulnya orang2 sukses, kenali banyak orang.

Dua: “Prime Yourself for Chance”, Siapkan diri anda untuk “Kesempatan” yang timbul. Jendela kesempatan terbuka hanya sebentar saja, ketukan pintu keberuntungan tidak terjadi setiap hari. Kita harus siap menerima dan menyambut kesempatan yang datang dengan segera. Jangan terlalu kaku dalam menentukan keingingan anda, luweskan goal anda, fleksibel, dan ambil setiap kesempatan yang ada.

Tiga: “Go Ahead, Slack Off”. Lakukan dan relaks saja. Kehati hatian yang berlebihan membuntu keberuntungan anda. Kadang bekerja terlalu keras membuat kita hanya melihat satu lorong gelap dengan satu titik cahaya saja, padahal ada banyak kesempatan lain ketika kita dalam perjalanan hidup kesana. “Terlalu serius” akan membuat kita melepaskan kesempatan yang mungkin timbul dari obrolan ringan reuni SMA; terlalu sibuk akan membuat kita malas menemui bekas Boss kita yang mungkin punya kesempatan bisnis yang dapat dibagi untuk anda.

Empat: “Say Yes”. Katakan Ya. Defult jawaban orang sukses adalah “Ya”, melihat semuanya dari sisi positip, sisi “OK, Siap” dan “Bisa”. Mencoba hal2 menarik yang mungkin dianggap orang lain “konyol”. Mengatakan Ya pada setiap kesempatan dan mencobanya asalkan itu tidak berakibat fatal bila gagal. Pikirkan dari sisi masa depan: Kalau aku melakukan atau tidak, pada 10 tahun lagi, mana yang aku sesalkan? Ketakutan kita dan kehati hatian kita sering menipu dan membuat kita mengatakan “Tidak” pada kesempatan yang datang. Mungkin hanya karena kita malas, atau tidak mau mencoba hal baru. Katakan YESS!!!

Lima: “Embrace Failure”. Dekaplah Kegagalan. Tidak ada satu orang suksespun yang tidak mengalami kegagalan dan kepahitan dalam hidupnya. Tetapi mereka memahami cara mengdekap kegagalan itu dengan benar: Dekaplah sejenak saja, rasakan pahitnya, lalu segera melupakannya, dan bergerak lagi mengejar sukses baru didepan sana.

Inilah contoh2 sikap yang dapat lebih membawa keberuntungan dalam hidup anda. Salah: “ Inilah type pacar idamanku: Harus tinggi, pandai, berpakaian rapi, mengerti musik, S1 dan sudah bekerja. Kalau tidak memenuhi kriteria tersebut, aku tidak mau kenal.” Yang Benar: “Ah yang penting aku kenal dulu, kalau nantinya cocok, itu pasti jadi jodohku, kenal saja kan tidak apa2, cocok tidak nanti kita lihat setelah kenal.”

Salah: “ Jam 9 nanti harus mengerjakan rencana bulan depan, jam 10 harus membuat laporan keuangan, jam 14 akan ke gymnasium olah raga, jam 16 akan mampir melihat teman yang sakit.” Yang Benar: “Hari ini ada 4 hal penting yang harus aku selesaikan, coba aku buat waktu yang paling enak supaya pekerjaan mengalir dengan baik dan dapat selesai semua. Mungkin ditengah hari aku bisa mampir melihat teman lama sebentar”

Salah: “Nanti jam 2 saya akan menemui orang itu, harus aku minta referensi bisnis dan harus dapat close dealnya.” Yang Benar:” Nanti jam 2 saya akan menemui orang itu, coba kita lihat apa saja yang bisa aku petik dari pertemuan itu. Kenalpun akan berguna karena saya tahu jaringan persahabatan orang ini sangat luas.”

Sebenarnya porsi terbesar keberuntungan itu muncul dari sikap kita menjalani hidup dan menghadapi hal2 yang terjadi pada kita. Dengan keterbukaan hati dan keberanian mencoba hal2 baru dan mempunyai sikap yang selalu positip terhadap kehidupan kita, maka kita akan mejadi lebih beruntung.

*Tanadi Santoso

Luka adalah bagian dari kehidupan

Luka adalah bagian dari kehidupan, bekas sisa kepahitan yang membekas. Setiap orang memilikinya, sebagian adalah bekas lama, sebagian adalah bekas baru, bahkan mungkin sekarang luka itu masih menganga lebar bernanah. Luka membawa kepahitan, baik fisik ataupun jiwa. Melalui kepahitan kita belajar menjadi lebih bersyukur dan tabah dalam menjalani perjalanan kehidupan.

Kepahitan setidaknya mengajarkan kita empat hal, kata pendeta Tibet: kearifan, ketabahan, kasih sayang, dan rasa hormat pada kenyataan. Selamat menikmati codet anda.

*Tanadi Santoso (Re-Post) 12-12-12

Janji dengan diri sendiri.

Kita selalu membuat janji untuk bertemu dengan teman, pelanggan, supplier, dan kita menepati janji dan mengalokasikan waktu untuk itu.

Buatlah sebuah kebiasaan untuk "bertemu dengan diri kita sendiri", janjikan waktu 1 atau 2 jam, seminggu sekali, untuk diri kita sendiri, "bertemu" ditempat kerja, duduk, dan berdiskusi dengan diri sendiri.

Tanyakan: Apa yang sudah kita capai seminggu ini, apa yang benar dan apa yang salah, mengapa kita berhasil pada satu deal dan gagal pada deal lain. - Lalu jawablah.

Tanyakan: Apakah perjalanan seminggu ini telah membuat kita lebih dekat pada sukses kita? Ataukah kita telah berjalan ke arah yang salah. - Lalu diskusikan.

Tanyakan: Apakah kita bisa berbuat lebih? Lebih rajin, lebih keras bekerja, lebih berani mengambil keputusan, lebih mau melayani bawahan, atasan, dan pelanggan kita?

Tutuplah "meeting with yourself" ini dengan ringkasan: Apa 5 hal yang akan saya lakukan dalam seminggu kedepan. Dan "do it" !!!!

Silahkan menjajikan waktu, dan bertemu dengan diri sendiri, hari ini, atau besok. Salam sukses selalu.

*Tanadi Santoso

Kekhawatiran dan pikiran yang berlebihan hanyalah seperti "kursi goyang",

Kekhawatiran dan pikiran yang berlebihan hanyalah seperti "kursi goyang", kita seperti sibuk bergerak, tetapi sebenarnya kita hanya "diam" ditempat, dan tidak ada progress apa2 dalam pekerjaan kita, padahal energi yang dikeluarkan sudah banyak. Mungkin sudah waktunya kita lebih banyak bertindak untuk menuntaskan tugas2 kita dan memulai inisiatip2 baru yang dapat menciptakan sukses.

Jika hari ini adalah hari terakhir anda

Jika hari ini adalah hari terakhir anda (“Ulasan lagu Nickelback If today was your last day”)

Kadang2 sebuah lagu, pada saat yang tepat dengan lyric yang tepat, membawa kita untuk berpikir dengan lebih mendalam. Kedalaman makna lagu2 “Imagine”, “The Wall”, “We are the champion” atau “My Way” telah membuat kita sering larut pada makna lagu tersebut sambil menikmati iramanya.

Mendengar balada Nickelback ini, “If today was your last day”, membuat kita kembali bersemangat dalam menjadi hidup, seperti ketika mendengar lagu “It’s My Life” nya Bon Jovi: “It's my life. It's now or never. I ain't gonna live forever. I just want to live while I'm alive.” Saya tidak akan hidup selamanya, saya hanya mau hidup dengan lebih hidup lagi. Kitapun bersemangat kembali.

Kata Gandi: “Live as if you were to die tomorrow. Learn as if you were to live forever.” Hiduplah seperti hari ini adalah hari terakhir anda, dan belajarlah seperti anda akan hidup selamanya. Mungkin kalimat ini adalah sebuah “utopia” sebuah “harapan yang tidak mungkin terjadi”, tetapi tetap saja maknanya dalam dan memberi sebuah kekuatan baru.

“Jika” yang besar tetap ada didepan kalimat “Jika hari ini adalah hari terakhir anda”. Tetapi hal ini justru membuat kita lebih berpikir lagi, akan singkatnya hidup akan pendeknya perjalanan kita, dimana kita tidak akan menjalani perjalanan kehidupan yang ini lagi. Besok mungkin sudah terlambat, hari ini adalah saat terbaik yang ada. Mari kita kuburkan kemarin, mari kita mulai lagi.

Penyair Mary Oliver menulis: “Doesn't everything die at last, and too soon? Tell me, what is is you plan to do, with your one wild and precious life?” Segalanya akan berakhir lebih cepat dari yang anda bayangkan, katakan: Apa yang akan anda lakukan dengan satu2nya hidup anda yang sangat berharga dan tidak menentu ini? Mungkin kalimat indah “Sekali berarti, sudah itu mati” dari Chairil Anwar, yang meninggal pada usia 27 tahun, bisa memberi sedikit gambaran pentingnya punya makna dalam hidup ini.

Makna dari lagu yang bisa bertautan dengan irama bersemangat akan membuat kita ingin untuk lebih hidup lagi, dalam waktu yang sangat singkat ini. Coba simak lyric lagu Nickelback ini “Jika hari ini adalah hari terakhir anda”. Selamat menikmati, selamat lebih hidup lagi.

If today was your last day ~ Nickelback

Sahabat saya memberi saran terbaik terbaiknya
Dia mengatakan: Hari adalah hadiah, dan bukan hak
Balikkan setiap bongkah batu, tinggalkan ketakutan di belakang
Cobalah untuk mengambil jalan yang jarang dilalui
Langkah pertama adalah langkah terpanjang.

Jika hari ini adalah hari terakhir anda
Dan besok sudah terlambat
Bisakah anda mengucapkan selamat tinggal pada kemarin?
Dapatkah anda hidup setiap saat seperti ini saat terakhir anda?
Tinggalkan gambaran masa lalu
Sumbangkan setiap sen yang anda miliki?
Jika hari ini adalah hari terakhir anda.

Melawan arus haruslah menjadi prinsip hidup
Hadiah yang layak didapat, selalu layak untuk dipertarungkan
Setiap detik berarti, karena tidak ada kesempatan kedua
Hiduplah seperti Anda tidak pernah akan melewati jalan yang sama lagi
Jangan mau menumpang perjalanan gratis dalam hidup anda

Jika hari ini adalah hari terakhir anda
Dan besok sudah terlalu terlambat
Bisakah anda mengucapkan selamat tinggal pada kemarin?
Dapatkah anda hidup setiap saat seperti saat ini saat terakhir anda?
Tinggalkan gambaran masa lalu
Sumbangkan setiap sen yang anda miliki?
Apakah anda akan menelepon teman-teman lama anda?
Menikmati kenangan indah masa lalu
Apakah anda akan memaafkan musuh anda?
Apakah anda akan berusaha menemui orang impian anda?
Bahkan bersumpah pada Tuhan diatas sana
Bahwa Anda akhirnya dapat jatuh cinta lagi
Jika hari ini adalah hari terakhir anda.

Jika hari ini adalah hari terakhir anda
Apakah anda akan mencoba menyembuhkan patah hati anda?
Bukankah tidak pernah terlalu terlambat untuk menembak bintang dilangit
Siapapun anda
Lakukan apa pun yang perlu untuk dilakukan
Karena anda tidak bisa memutar mundur sejenakpun hidup ini
Jangan biarkan ada yang menghalangi anda
Sebab waktu tidak pernah berpihak pada anda.

*Tanadi Santoso, 11 Jan 2013

Friday, January 25, 2013

Kita, mau atau tidak, harus berlari sesuai perjalanan jaman

Lukisan, Lilin dan Kuda : Segala yang hilang fungsi-utama nya, menjadi seni dan hobi.

Kemarin di jalan saya melihat seorang lelaki yang terlalu kekar, besar, berotot luar biasa, jadi ingat filem “300”. Dijaman dulu, berperang adalah kegiatan yang sangat penting, dan orang dinilai berdasarkan kemampuannya pergi ke medan perang, setelah jaman berubah dan perang hanyalah dengan menekan tombol nuklir dan pesawat tempur, maka menjadi kekar kehilangan nilai berharganya. Jaman ini menjadi kekar adalah sebuah hobi dan sebuah seni bina raga. Seni bela diri yang dulu dipakai untuk bertarung dan berperang, sekarang dengan adanya pistol, menjadi sebuah seni bela diri, lebih seni dari bela diri.

Seratus tahun lalu kita membaca dimalam hari dengan menggunakan lilin. Lilin adalah alat penerangan untuk membaca atau bekerja di ruangan saat malam hari. Setelah ada lampu, lilin menjadi perangkat untuk makan malam romantis, atau untuk acara doa dan ritual.

Kuda dan dokar, dulu adalah alat pengangkutan. Fungsi utama kuda adalah alat transportasi. Setelah ada kereta api, mobil, dan pesawat terbang, kuda adalah barang “seni”, dan andong dokar jadi perangkat wisata. Kadang2 sih masih ada ditempat tertentu yang masih berfungsi sebagai alat transportasi sehari hari juga, tetapi semakin jarang.

Lukisan dulu dipakai untuk melestarikan wajah orang kaya dan bangsawan di Eropa, kemewahan besar untuk dikenang orang. Dengan adanya fotografi, kita dengan mudah dan murah mengabadikan wajah siapa saja. Sekarang lukisan jadi barang seni untuk kolektor, barang dagangan di galeri, dan penghias ruangan. Dengan majunya digital photography, filem dan cetakan foto juga sudah mulai menjadi “barang seni” juga.

Menulis surat, yang dijaman saya muda dulu (ahhh, pengakuan diri kalau sudah tua!), adalah kebiasaan yang rutin. Sekarang sudah menjadi aneh menerima kartu natal, lebaran dan ulang tahun (sudah lama sekali tidak lagi berkirim surat dan kartu!). Apa guna perangko, mesin ketik, dan kartu?

Masih ingat filem: The 6th Day (Arnold Schwarzeneger), dan Demolition Man (Sylvester Stallone)? Teknologi cloning, dengan suksesnya beri2 yang di clone dengan sukses beberaqpa belas tahun lalu, membuat kita bertanya, apakah kloning manusia belum terjadi atau sudah, kita belum tahu. Suatu saat, ketika kita sudah bisa dengan mudah bisa meng-clone manusia, mungkinkah sex hanyalah menjadi seni dan hobi, karena fungsinya menghasilkan keturunan telah hilang dan digantikan teknologi juga?

Segala yang telah hilang fungsinya menjadi seni: kuda, lilin, lukisan. Kita bergerak maju sesuai kemajuan jaman dan teknologi. Suatu hari, kertas, buku, juga akan menjadi digital. Bahkan uang sudah tidak lagi laku diganti dengan kartu kredit. Kita, mau atau tidak, harus berlari sesuai perjalanan jaman.

*Tanadi Santoso

*Silahkan share buat teman2, salam weekend.

Harvard University

Memasuki salah satu gerbang Harvard University, tertulis: “Enter To Grow in Wisdom”. Masuk dan Tumbuhlah dalam Kearifan.” Didalamnya sebuah “kota kecil” yang sangat hijau. Ada bendera logo dengan tulisan 375: ternyata usia kampus ini sudah 375 tahun! Saya sempatkan merendam diri diantara perpusatakaan yang super megah, gedung2 pengajaran, dan hijaunya dedaunan. Ketika keluar terlihat tulisan pada dinding: “Depart to serve Better Thy Country and Thy Kind.” “Tinggalkan, untuk melayani lebih baik negaramu dan kaummu.” Tulisan yang sempat mendirikan bulu roma. Ada sebuah ketertegunan akan makna sebuah pendidikan: Menjadikan kita manusia yang lebih baik, dan membaktikannya untuk kemanusiaan.

Lakukan Segera

Suatu saat saya menceritakan tentang sukses seorang sales yang berhasil menjual produk dengan memakai salah satu tekni k di Facebook nya, teman saya berkata: “Wah pak, saya sudah tahu itu dari 2 tahun lalu.”

Pada jaman ini, semua orang dengan mudah dapat “tahu” sesuatu. Terlalu banyak seminar, buku, majalah, koran, berita, website, yang memberikan ilmu kepada kita. Kita menjadi serba tahu, serbamengerti.

Tetapi berapa dari kita yang benar2 menjalankannya? Siapa dari kita yang benar2 memakai materi itu dalam kehidupan kita dan menghasilkan sesuatu yang positip?

Saya yakin banyak yang membaca: Balanced Scorecard, Blue Ocean Strategy, 7 Habits of Highly Effective People, atau beratus sales books dan buku buku inspirasional lainnya yang tersedia dengan mudahnya. Tapi berapa yang benar2 “memakai” nya dalam kehidupan nya?

Ada yang berseloroh berkata hanya 10 persen materi 4 tahun kita kuliah saja yang kita pakai pada pekerjaan kita. Saya selalu mempertanyaan kemauan kita untuk “belajar” hal baru, untuk selalu mau maju dan memperbaiki diri.

Pertanyaan saya sekarang adalah, setelah anda dan saya “belajar” begitu banyak, apakah kita melakukannya? Adakah kita lakukan 10 persen yang kita tahu dan yakin baik, dalam pekerjaan dan kehidupan kita?

Harus kita hilangkan jarak antara apa yang kita ketahui dengan apa yang kita lakukan. Kita pilih pemahaman terbaik yang kita yakini, dan kita lakukan segera. Salam sukses untuk anda.

*Tanadi Santoso

Boss terburuk didunia ini adalah…. diri Anda Sendiri.

Boss terburuk didunia ini adalah…. diri Anda Sendiri.

Kita sering mengkritik atasan kita, yang tidak bisa memahami kita, dan tidak mau memberikan kelonggaran atas pekerjaan dan tugas kita. Kita lebih sering lagi memaki Boss kita dalam hati, yang mau seenaknya saja.

Tapi sebenarnya, siapa Boss terbesar kita? Siapa Boss terburuk kita? Jawabnya seperti jawaban2 anda, adalah diri anda sendiri. Siapayang mampu memerintahkan kita untuk bangun jam 5 pagi untuk menyelesaikan tugas kemarin? Apakah dia mampu memaksa anda? Ketika dia bilang anda harus belajar lagi dan membaca buku untuk menambah ilmu apakah anda menurut? Kalau anda tidak menurut bukankah sebenarnya dia boss yang buruk?

Yang benar2 memaksa anda untuk mau “belajar lagi” dan “bekerja lebih keras” dan “menelpon lagi pelanggan yang sudah menolak delapan kali itu” hanyalah diri anda sendiri. Apakah “dia” mampu menyuruh anda dengan baik? Apakah dia pernah memberikan evaluasi atas hasil kerja anda setahun lalu, mengecek apa lagi yang harus diubah untuk menjadi lebih sukses ditahun ini?

Dengan mudah kita bisa mengkritik orang lain: kolega, atasan kita, bawahan kita. Tapi, pernahkah kita mengkritik diri sendiri tentang bagaimana cara kita menata kerja kita, bagaimana kita lupa akah hal yang seharusnya kita kerjakan kemarin, menunda pekerjaan yang penting dan sudah kita rencanakan lama. Ingatkah kita untuk menegur diri kita sendiri?

Kucing dan Kera: Kucing kecil kalau mengalami kesulitan akan terdiam dan harus diselamatkan ibunya dari kesulitan. Kera kecil kalau kesulitan dan kebetulan ibunya lewat, dia akan melompat dan menangkap ibunya. Bedanya yang satu pasif menunggu, yang satu aktif berupaya. Jadilah kera kecil.

Kita tidak bisa lagi secara pasif menanti orang memberi kesempatan pada kita. Kita harus berusaha secara aktif mencari cara untuk menolong diri kita sendiri. Untuk menjadi lebih baik, dan lebih sukses lagi. Kita adalah boss diri kita sendiri, jadilah boss yang lebih baik.

Kita tahu sekarang, boss paling berkuasa adalah diri kita sendiri. Kalau anda berani berkata bukan terlalu buruk boss ini, pertanyaannya adalah; Apakah bisa lebih baik lagi anda menjadi boss diri anda sendiri? Jawabnya selalu “Bisa lebih baik lagi sebenarnya.” Pertanyaan terakhir; “Apakah anda Mau menjadi Boss lebih baik?” Kalau bukan mulai sekarang, kapan lagi?


(Silahkan "share" supaya lebih banyak orang menjadi Boss yang lebih baik :), salam sukses selalu.)